Jumat, 18 Desember 2009

Kenapa Herning?

Camp 2000 Pama Bontang Kaltim, 18 Desember 2009, 08.20 wita

Tunai sudah tugas siaran hari ini, biasanya aku akan langsung tidur. Tapi mendadak aku ingin sekali mengisi blog ini, tempat dimana (seharusnya) semua isi kepalaku tertuang. Tidak seperti biasanya, tak apalah Toh bukan kali ini aku melakukan hal yang sifatnya spontan. Ini masih normal (menurutku).
 

Aku ingat kejadian 8 Desember 2009, saat wawancara dengan konsultan yang disewa suara surabaya untuk proses perekrutan karyawan ( aku melamar disana).Tiba saatnya wawancara, masuk ke ruangan itu dan dipersilahkan memperkenalkan diri (biasa lah..).

Lalu kartika (nama yang wawancara) bilang,

“Bisa jelaskan arti nama Herning?” Tanya dia lembut ( sumpah orangnya cewek banget).

Cara bicara dia menunjukan kalau memang dia sering berinteraksi dengan orang, dan kalau menurutku dia terlalu “tua” untuk seumurannya. Aku yakin sekali kami seumuran.

Menjelaskan namaku sendiri. Apa susahnya? Tapi jujur.. waktu umurku 13 tahun aku juga terganggu dengan nama itu. Kenapa harus Herning? Dua tahun kemudian baru tahu jawabnya. Ada gunanya juga sekolah di Jogja.. xixixiixix. SLTP 1 Kasihan Bantul tempat aku belajar (fyi: sebelumnya kelas 1 di 233 jaktim, kelas 2 di 3 waru sidoarjo).

Waktu itu hari pertama masuk sekolah. Pelajaran pertama fisika, Pak guru (aku lupa namanya..maaf ya pak). Dia Tanya ke seisi kelas.

“Saya dengar ada anak baru di kelas ini ya?” dengan logat jawa yang sumpah medhok banget.

Lalu seraya mereka berkata “Iya pak…” dengan nada ngetes mentalku (saat itu mereka ga tahu kalau aku ini langganan pindah sekolah, jelas ga mempan lah…..)

Dengan lirih aku jawab “Herning pak”, sampai dua kali aku menyebutkan namau dan akhirnya dia mendekatiku.

“Herning? Namamu Herning nak?” katanya bijak.

Aku memilih untuk menganggukan kepala saja. Dia diam sejenak dan tersenyum.

“ Herning. Diambil dari dua kata Her dan Ning. Kata Ning diambil dari bening yang artinya jernih. Sementara Her muncul dengan dua arti. Dalam bahasa sansekerta Her artinya menjadi, Sementara dalam sastra jawa kuno justru berarti Air”

Aku kaget luar biasa sambil bangga dan kegeeran . Sesaat dia mengehela napas dan bilang, “Pilihannya ada dikamu sekarang, Apa mau menjadi jernih? Atau memilih menjadi air yang jernih?”
 

Sangat filosofs cara dia berpikir dan aku masih merasa keruh. “Saya pilih menjadi jernih pak!”