Minggu, 18 Mei 2014

Aku? Perempuan dengan banyak pertayaan.

Jogja - Seribu satu pertayaan ada dikepalaku. Kenapa hidup harus berputar, kenapa ada manusia yang sulit menghargai orang lain atau bahkan kenapa ada orang yang mampu menyakiti orang yang paling dia citntai. Sulit memang untuk memahami semua itu.

Bisa jadi kita sering melakukannya. like i said,  bisa jadi. Aku menilai apa yang terjadi diluar akal sehatku adalah salah. sekarang? Aku coba untuk melihatnya sebagai sesuatu yang wajar saja.  

Sabtu, 03 Mei 2014

Perempuan dengan 1001 warna

Jogja – Aku, adalah perempuan yang sangat istimewa. Punya banyak sekali kelebihan, keunikan dan juga ketakutan. Aku juga belajar kalau banyak hal terjadi diluar kendali dan kemampuanku. Aku mengerti kalau aku juga seorang drama queen, karenanya kepalaku kerap digelayuti banyak hal. Aku sekarang sedang belajar mengendalikan emosiku, sungguh perjuangan yang sangat berat. Kalau aku punya waktu lebih banyak di dunia, aku akan mencoba untuk mengendalikannya lebih baik.

Hari ini aku melihat bagaimana seorang sahabat menilaiku. Sungguh aku sama sekali tidak tahu betapa besar pengaruhku terhadap kehidupannya. Aku bersyukur bisa memberi dia pandangan yang berbeda dalam setiap masalah atau warna kehidupan yang muncul dalam keseharian. Alhamdulilah, ternyata pribadi yang super rumit ini punya nilai positif bagi dia.

Aku selalu punya pendapat dalam setiap hal yang aku sampaikan dengan pemikiran yang aneh ( bagi sebagian orang). Bisa jadi itu juga yang menjadi alasan saudara-saudaraku mengutarakan masalah atau kendalanya padaku. Adik-adikku sudah jarang bercerita tentang masalah yang mereka alami, aku bisa pahami mereka adalah laki-laki yang berajak dewasa. Memang sudah kodratnya mereka akan menyimpan keluh kesahnya sendiri untuk ditelan, telaah dan selesaikan jika memang memungkinkan. Aku bisa bicara seperti ini sekarang karena sudah mulai berbesar hati. Dulu? Jangan harap! Aku masih menganggap mereka adalah adik-adikku yang akan aku jaga dengan sekuat tenaga dan kemampuanku. Aku merasa bertanggung jawab atas apa yang mereka akan dan telah alami. Tapi tidak sekarang J

Kelemahanku adalah, aku tidak bisa mendefiniskan satu warna pada diriku sendiri. Bagaimana aku bisa menilai satu warna sedangkan cara melihatku saja sudah berbeda. Kadang aku merasa merah adalah warna yang tepat, tapi aku tahu kalau biru dan hitam disaat yang sama. Lalu bagaimana dengan abu-abu? Aku bisa melihat kalau memang ada jingga disana, bahkan cokelat. Sungguh rumit dan wajar disaat yang sama.



Kamis, 01 Mei 2014

Preganancy, huge changing experince in me

Jogja – People might say its just a phase of life or maybe its “preganancy brain” or drawning into cliches. Whatever… I am me…

Banyak pengalaman menarik selama kehamilan ini. Pada trimester pertama dan kedua justru aku merasa biasa saja. Acapkali aku lupa kalau aku sedang mengandung seorang bayi. Di kepalaku, dia akan menuruti semua kemauanku, hehehe dan aku salah!

 1.  Keusilan ku diminggu ke 14.
Aku masih belum percaya ada calon manusia kecil dalam tubuhku. Saat itu aku belum melirik USG.  Aku pikir nanti-nanti sajalah. Malam itu, jam 8 malam. I have nothing to do, to be honest was bored.  Buka netbook udah bosen, baca buku? Lebih males lagi. Lalu aku melihat perutku, baru tersadar kalau aku hamil. Ah, what the hell.

Aku memutuskan untuk tengkurap di kasur. Aku pikir saat itu, “mari menggoda!” Awalnya biasa, lalu ada yang aneh di detik ke 5, aku merasa ada ketukan kecil dalam perutku, tapi aku belum yakin. Aku kembali berbaring, lalu aku ulangi lagi kali ini dia menendang 2 kali. Entah apa dikepalaku, aku berbaring dan bilang “ segitu aja to dek? “ lalu aku tengkurap lagi. Kali ini balasannya lebih keras, Tidak hanya menendang, tapi di bergerak seperti whipper kaca mobil di perutku dan aku teriak sekencang mungkin, setelah itu meminta maaf karena sudah mengganggu kenyamanan dia.

Memang ada calon manusia di dalam perutku…

2.   Kehidupan Sosialku
Setelah seharian bekerja ( di rumah dan kantor) aku memutuskan pulang. Lalu ada BBM masuk yang bilang ada party di kantor yang kebetulan aku lupa. Maksud hati bergegas pergi apa daya, badan lemas seketika, perasaan malas ku menggelayuti, belom lagi ditambah langit Jogja yang tiba-tiba mendung dan gerimis seakan menentangku untuk berangkat. Tapi bukan aku namanya kalau harus diam dan pasrah. Aku bergegas mengambil kunci motor diatas kulkas, lalu ada hal aneh yang terjadi. Perutku merasakan tendangan keras dalam setiap langkah yang aku ambil. Baru aku sadar, janin ini memang punya pikiran sendiri.

Bukan cuma acara kantor, beberapa event keluarga juga harus terlewat karena dia enggan. Kenapa aku bilang dia? Karena sebenarnya badan dan kepalaku ingin pergi, tapi dia seakan melarangnya. Ya sudahlah, anak ini memang mandiri.

3. USG pertama
Kalau rata-rata ibu hamil ingin segera melihat janinnya di usia dini, tidak dengan aku. Aku baru melakukan USG di bulan ke 6. Kenapa? Karena aku tahu gelombang yang digunakan adalah gelombang radio. Walaupun kekuatannya kecil dan cenderung aman, tapi aku juga berpikiran janinku juga masih sangat kecil. Sebagai orang radio, aku tahu rasanya sakit kepala kalau terlalu lama di ruang pemancar. Banyak yang membujuk aman, tapi aku tidak perduli. Aku tetap dengan pendapatku sendiri. Suami? Ah, dia mengikuti kemauanku

Lalu apa alasan aku memutuskan untuk USG di bulan ke 6? Semua karena pemeriksaan rutin bulan itu.  Saat pemeriksaan  fisik, perlu 3 orang bidan untuk mencari denyut jantungnya. Bidan pertama wajahnya sampai pucat karena tidak bisa menemukannya. Pikiran buruk sudah mengggelayutiku. Bidan kedua bahkan perlu waktu 5 menit lebih dan akhirnya menyerah. Akhirnya bidan ketiga,  dia perlu 10 menit untuk mencari. Wajahnya tenang, namun raut penasaran nampak jelas. Akhirnya dia menemukannya, menarik apa yang dia bilang. “Anaknya aktif sekali ya Bu.  Kami sulit mencari denyutnya bukan karena lemah, tapi karena dia bergerak terus”  Hadeeehhhh

Lalu ada bidan yang menawarkan USG, setelah kejadian itu tentu aku memutuskan untuk melakukannya. Alhamdulilah hasilnya bagus. Suami yang ikut masuk hanya tersenyum geli. Kata dia, anak ini memang di dalam rahimku bergerak terus. Kami ingin melihat jenis kelaminnya saja tidak bisa. Sungguh anak pintar J

Sebenarnya banyak hal menarik dalam kehamilan pertama ini. Aku belajar kalau bisa saja dia lebih usil dari aku, kalau memang itu benar adanya maka memang ini rejeki kami. Dia akan menjad anak yang ekstra ordinary, menarik dan ekspresif . Namun yang lebih penting diatas semuanya adalah.. dia sehat. Amin