Jogja – People might say
its just a phase of life or maybe its “preganancy brain” or drawning into
cliches. Whatever… I am me…
Banyak pengalaman
menarik selama kehamilan ini. Pada trimester pertama dan kedua justru aku
merasa biasa saja. Acapkali aku lupa kalau aku sedang mengandung seorang bayi.
Di kepalaku, dia akan menuruti semua kemauanku, hehehe dan aku salah!
1. Keusilan
ku diminggu ke 14.
Aku masih belum percaya
ada calon manusia kecil dalam tubuhku. Saat itu aku belum melirik USG. Aku pikir nanti-nanti sajalah. Malam itu, jam
8 malam. I have nothing to do, to be honest was bored. Buka netbook udah bosen, baca buku? Lebih
males lagi. Lalu aku melihat perutku, baru tersadar kalau aku hamil. Ah, what
the hell.
Aku memutuskan
untuk tengkurap di kasur. Aku pikir saat itu, “mari menggoda!” Awalnya biasa,
lalu ada yang aneh di detik ke 5, aku merasa ada ketukan kecil dalam perutku,
tapi aku belum yakin. Aku kembali berbaring, lalu aku ulangi lagi kali ini dia menendang
2 kali. Entah apa dikepalaku, aku berbaring dan bilang “ segitu aja to dek? “
lalu aku tengkurap lagi. Kali ini balasannya lebih keras, Tidak hanya
menendang, tapi di bergerak seperti whipper kaca mobil di perutku dan aku
teriak sekencang mungkin, setelah itu meminta maaf karena sudah mengganggu
kenyamanan dia.
Memang ada calon
manusia di dalam perutku…
2. Kehidupan
Sosialku
Setelah seharian
bekerja ( di rumah dan kantor) aku memutuskan pulang. Lalu ada BBM masuk yang
bilang ada party di kantor yang kebetulan aku lupa. Maksud hati bergegas pergi
apa daya, badan lemas seketika, perasaan malas ku menggelayuti, belom lagi
ditambah langit Jogja yang tiba-tiba mendung dan gerimis seakan menentangku
untuk berangkat. Tapi bukan aku namanya kalau harus diam dan pasrah. Aku
bergegas mengambil kunci motor diatas kulkas, lalu ada hal aneh yang terjadi.
Perutku merasakan tendangan keras dalam setiap langkah yang aku ambil. Baru aku
sadar, janin ini memang punya pikiran sendiri.
Bukan cuma acara
kantor, beberapa event keluarga juga harus terlewat karena dia enggan. Kenapa
aku bilang dia? Karena sebenarnya badan dan kepalaku ingin pergi, tapi dia
seakan melarangnya. Ya sudahlah, anak ini memang mandiri.
3. USG
pertama
Kalau rata-rata
ibu hamil ingin segera melihat janinnya di usia dini, tidak dengan aku. Aku baru
melakukan USG di bulan ke 6. Kenapa? Karena aku tahu gelombang yang digunakan
adalah gelombang radio. Walaupun kekuatannya kecil dan cenderung aman, tapi aku
juga berpikiran janinku juga masih sangat kecil. Sebagai orang radio, aku tahu
rasanya sakit kepala kalau terlalu lama di ruang pemancar. Banyak yang membujuk
aman, tapi aku tidak perduli. Aku tetap dengan pendapatku sendiri. Suami? Ah,
dia mengikuti kemauanku
Lalu apa alasan
aku memutuskan untuk USG di bulan ke 6? Semua karena pemeriksaan rutin bulan
itu. Saat pemeriksaan fisik, perlu 3 orang bidan untuk mencari
denyut jantungnya. Bidan pertama wajahnya sampai pucat karena tidak bisa
menemukannya. Pikiran buruk sudah mengggelayutiku. Bidan kedua bahkan perlu
waktu 5 menit lebih dan akhirnya menyerah. Akhirnya bidan ketiga, dia perlu 10 menit untuk mencari. Wajahnya
tenang, namun raut penasaran nampak jelas. Akhirnya dia menemukannya, menarik
apa yang dia bilang. “Anaknya aktif sekali ya Bu. Kami sulit mencari denyutnya bukan karena
lemah, tapi karena dia bergerak terus” Hadeeehhhh
Lalu ada bidan
yang menawarkan USG, setelah kejadian itu tentu aku memutuskan untuk
melakukannya. Alhamdulilah hasilnya bagus. Suami yang ikut masuk hanya
tersenyum geli. Kata dia, anak ini memang di dalam rahimku bergerak terus. Kami
ingin melihat jenis kelaminnya saja tidak bisa. Sungguh anak pintar J
Sebenarnya banyak hal menarik
dalam kehamilan pertama ini. Aku belajar kalau bisa saja dia lebih usil dari
aku, kalau memang itu benar adanya maka memang ini rejeki kami. Dia akan menjad
anak yang ekstra ordinary, menarik dan ekspresif . Namun yang lebih penting
diatas semuanya adalah.. dia sehat. Amin