Selasa, 28 Januari 2014

Polisi Bukan Untuk Ditakuti

Jogja -Kurang lebih sebulan yang lalu ada seorang teman yang datang kepadaku kalau dia baru kali itu berani masuk kantor polisi. jadi ceritanya dia diikuti oleh pengendara motor yang sama sekali dia tidak kenal. Pendek kata dibuntutilah. Dia bilang keberanian dia untuk masuk kantor polisi itu karena kisahku. Lha aku ? Bikin apa aku???

Kurang lebih dua bulan yang lalu aku kehujanan waktu pulang siaran. Kebetulan hari itu aku ga bawa mantel. Aku lihat banyak pengguna jalan memadati halte bis untuk berteduh. maksud hati ingin kesana, tapi mau dimana lagi? Wong penuh banget. Akhirnya aku putuskan untuk berhenti di pos polisi terdekat. Petugasnya sempat bingung juga, kenapa aku kesana. Dia pikir aku punya masalah. lalu aku jelaskan kalau aku hanya ingin berlindung sejenak dari hujan.  Petugas disana welcome sekali, aku dipersilahkan masuk kemudian malah sempat dibuatkan teh hangat. Waahh baik sekali Bapak itu.

Dua tahun yang lalu aku pernah karena keasikan di jalan-jalan malah lupa dimana harus naik bis untuk pulang. Maklum kota yang aku kunjungi saat itu sudah berbeda jauh. Akhirnya aku masuk pos polisi dan bertanya arah. Mereka menjelaskan dengan sabar, sebelumnya juga dipersilahkan duduk, diberi minum supaya tenang dan diajak ngobrol.  Akhirnya mereka tahu kalau aku dari Kaltim. Giliran mereka yang panik, kasian katanya ada perempuan muda yang tersesat. Padahal aku cuma  perlu tahu dimana halte bis terdekatnya. Sampai akhirnya salah satu dari petugas mengantarku ke halte bis dan menitipkan aku ke supir agar diturunkan ditempat tujuanku. Baik banget ya....

Waktu kecil juga aku pernah diantar mobil patroli polisi ke rumah. Tetangga panik, dipikirnya ada hal buruk yang terjadi padaku. Padahal saat itu tukang ojek langganan terlambat menjemputku. Kebetulan ada pak polisi yang datang ke sekolah. Aku bercerita dan dia mengantarkan aku pulang. FYI itu waktu TK. 

Kebiasaan anehku satu lagi adalah dimulai saat SMP. Kebiasaan travelling keluar kota sudah diperbolehkan oleh ibu menggunakan bis. Setiap masuk terminal, aku biasakan bertanya kepada petugas Dishub dimana bisku berada. Setelah sampai di kota tujuan biasanya aku akanmasuk ke pos pengamanan untuk sekedar berbincang atau melepas lelah. Bisa sih di kantin. Tapi lebih aman di Pos Polisi.

Sepanjang perjalanan hidupku, belum pernah aku menerima perlakuan buruk dari petugas. Mereka juga manusia yang punya rasa untuk membantu sesama. Jadi buat apa merasa takut? Entah kenapa ada temanku yang anti pati dengan polisi, bahkan beberapa merasa takut. terutama temanku yang dibuntuti itu. Dia beranggapan kalau polisi itu urusannya ribet, susah dan lain lain. padahal mereka itukan pelayan masyarakat, jadi kenapa harus takut?




Sabtu, 25 Januari 2014

Tiga Puluh Satu tahun dan Satu hari

Jogja - Hari ini itu umurku. Sekarang aku sedang berada dikamar, belum mandi dan diatas kasur sambil memegang netbook tercinta ini. Sungguh berbeda jauh dengan apa yang aku alami selama dua belas tahun terakhir ini. 

Dulu aku pernah menjadi seorang mahasiswa, penyiar radio, Reporter, Programme Director, Manager On Air Programme, Marketers, Accounting And tax Officer, Head event serta Person In Charge ini dan itu. Sekarang? Sekarang aku bukan siapa-siapa. Dalam karir jelas tidak ada pencapaian luar biasa yang aku buat. Apakah menyedihkan?

Sekarang aku seorang istri dari seorang laki-laki hebat bernama Budi Christianto, calon ibu untuk janin berusia lima bulan dibadanku serta satu hal yang aku tidak akan bisa pensiun menjadi kakak buat ketiga adk-adikku. Jadi dimana downside dari kisah ini? NONE!

Semoga aku menjadi pribadi yang jauh lebih baik, membanggakan mereka orang-orang yang mencintaiku dengan setulus hati dan jiwa raganya. Amin