Kamis, 17 Januari 2013

MC Sharing Session #Akber #Samarinda

ME & Akberian ( panggilan member Akber )
Jogja - Beberapa bulan yang lalu saya pernah mengisi kelas Akademi Berbagi Samarinda. Saya baru ingat kalau saya belum menampilkan slide hasil begadang saya semalaman hehehhe. Saya sendiri masih belum percaya sampai sekarnag kok bisa bisanya diundang untuk ngisi kelas di AKBER. Bukan karena apa, tapi jam terbang MC saya juga ga banyak. Saya ini orang belakang layar yang kebetulan ngemc beberapa kali di event. Walau begitu saya bersyukur bisa bertemu para akberian dan belajar banyak dari mereka. Saya percaya walau saat itu saya yang mengisi kelas, mereka datang karena ingin belajar tentang MC (dari prespektif saya) sebenarnya saya yang belajar dari mereka. Semangat belajar yang luar biasa.

Kelas ini saya beri nama " MC Sharing Session ". Kenapa judulnya begitu? Karena saya ingin berbagi, bukan mengajari. MC bukan mengajari, karena itu masalah selera dan personality seseorang.Di kepala saya, kedepan, seorang MC sebaiknya segmented.  Untuk memberi kesempatan berkembang generasi berikutnya dan si mc itu sendiri... Buat yang berbeda pendapat, ya monggo.

Baiklah, mari kita mulai slide demi slide yang saya buat.


 


IDOLA









Seperti saya bilang, ini berbagi versi saya, berbeda? wajar :)

Semoga bermanfaat :) 

Rabu, 16 Januari 2013

Jangan Tanya Aku ini

Jogja - Pasti setiap orang pernah ragu saat akan menikah, terlebih menjelang detik-detik pernikahan. Sayapun pernah mengalaminya. #jujur Wajar saja rasanya bukan? It's a special moment, one in a lifetime. Tapi tolong jangan bertanya kepada saya mengenai keraguan saat akan menikah. Saya punya trauma yang mendalam soal yang satu ini. 

Beberapa tahun yang lalu saya mendampingi seorang kawan baik jelang hari pernikahannya, sebut saja mba cantik. Kenapa harus cantik? ya ealaahhh perempuan neeee. Nurut aja ya sama yang punya blog :)

Dari rapat pertama persiapan pernikahannya saya sudah ikut serta, pikir saya saat itu... Kapan lagi ni jadi panita nikahan, siapa tau nanti bisa jadi wedding organizer ( otak bisnis ). Saya lihat wajah mba cantik sangat antusias jelang pernikahannya. Bahkan dia sempat bilang kalau dia ingin pernikahannya lain dari yang lain. Wajar rasanya it's everybride dream

Di saat H-1 dia masih terus sibuk dengan persiapan pernikahannya, bahkan urusan venue masih dia urus. Pikir saya saat itu, busyeeet makan apa orang ini sebegitu kuatnya mondar-mandir. Padahal seharusnya dia sudah perawatan di salon dan tenang-tenang. Saya terus mendampingi dia, sampai tiba waktu magrib. Kami ada di salon dimana dia dijadwalkan untuk perawatan malam itu. 

Sambil menunggu giliran, saya pegang beberapa majalah fashion. Sampai akhirnya Mba Cantik sesenggukan, kalau biasanya orang akan mendekat, memegang tangannya lalu merangkul dan bertanya " Kenapa Mba? ". Maka versi saya bukan begitu, saya sambil baca majalah langsung nyeletuk 

" Drama deh, drama pra wedding ne... Please deh mba... " sambil ngelirik setengah hati, full ngeledek.

Bukan saya ga punya hati, komunikasi kami begitu dekat sampai basa-basi sudah hilang begitu saja.

Beberapa detik tanpa jawab, hanya suara isak tangis saja yang terdengar. Saya mulai bingung. Senyum dan atwa riangnya hilang, seakan dia orang asing buat saya. Wajahnya tegang, ketakutan seperti melihat hantu. Tapi tangisnya terus saja disitu, enggan menjauh pergi. Suasana hening pecah saat dia bilang.. " Keputusanku untuk menikah ini bener ga ya? "

Waktu itu saya masih naif, muda dan emosional. Saya pikir it's  a panic attack.  

" Ya ampun mba, ya pasti benerlah. Ini udah jam berapa? Kemaren-kemaren mantep kok. Ini mah cuma godaan aja. Biasa itu...Mantepin diri deh, hitungan jam ni ( jelang pernikahan ). Ga usah mikir macem-macem " jawabku dengan nada mantap sambil menepuk punggungnya.

" Udah gilirannya tuh, jangan sampe besok ga cantik... Harus segera masuk tuh, lingkar mata udah item mana ditambah mata bengkak lagi " godaku.

Mba Cantik tersenyum sambil bilang " Makasih ya.. "

Esoknya, dia jadi perempuan paling cantik dengan kebaya putih berjalan anggun memasuki masjid dan melangsungkan ijab kabulnya. Alhamdulilah semua berjalan lancar.

Saat itu saya bahagia karena saya ada waktu dia mengalami her moment of crisis  dan lolos... Tapi bahagiaku hanya ada disaat itu saja. Karena kurang dari enam bulan mereka sudah berpisah. Agaknya ada masalah dalam pernikahan mereka. Detilnya saya ga tau, ga ngurus juga soalnya.

Lalu saya berpikir bagaimana kalau keraguan malam itu adalah petunjuk dari Allah SWT ? Saya justru menguatkan dia untuk maju terus. Sebagai seorang kawan seharusnya saya tetap netral dan membiarkan dia yang memutuskannya sendiri. Saya terpukul, seandainya waktu itu.... Terlebih pada akhirnya saya tau kalau belum genap sebulan dari pernikahan mereka sudah memutuskan untuk pisah rumah. 

Sejak saat itu saya memilih diam kalau ada calon pengantin yang bertanya mengenai keputusan dia menikah. Berat rasanya... Sampai sekarang saya masih merasa bersalah kepada Mba Cantik. Semoga kehidupan sekarang berjalan lebih baik ya.. 




Perlukah bekerja setelah menikah ?

Jogja - Kalau pertanyaan tadi tentu jawabnya akan berbeda dari satu orang ke orang yang lain. Jawabnya pasti, tergantung :) Setiap pasangan pasti punya aturan main sendiri-sendiri, komitmen namanya. (sok tua ni.. ). Saya sendiri saat masih pacaran punya permintaan untuk tidak bekerja, karena ingin di rumah saja. Alasannya mau ngurus suami, lalu pacar (sekarang suami) bilang 

"Apa sih yang mau kamu urusin? Kebutuhan aku ga banyak kok ".

Dikepala saya saat itu adalah kenapa laki-laki itu menjawab dengan entengnya, seakan tanpa rasa. Padahal niat saya baik.

Saat ini saya paham kalau memang di rumah saja setiap hari tanpa pekerjaan itu membosankan. Sebagian akan bilang, kerja sekarang kan fleksibel, dari rumah juga bisa, udah ada internet bla bla bla. 

Ada beberapa hal yang bisa saya benarkan, tapi ini kan kasus perkasus. Ga bisa "pukul rata" gitu. Buat yang suka kerja dari rumah bisa saja dijalani dengan santai dan gagah jelita. Tapi bagaimana dengan saya? Seorang penyiar radio, yang biasanya bolak-balik ke studio selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir? Lalu saya yang sering bikin event off air, ada euphoria yang hilang. Saya biasa melakukan pekerjaan kreatif, bekerja dengan banyak orang, eksekusi keputusan di venue dan bahkan kadang sampai harus jadi tukang sapu ditempat juga merangkap mc. Harus diakui bekerja di broadcasting itu menarik, seakan ehhmmmm gimana bayanginnya.. Kalau kelamaan di mess dan lama ga pesiar (jalan2 ke kota), terus ada bis parkir itu kan kaya melambai-lambai, memanggil untuk naik dan pergi kan?  

Saya ga  bisa bilang kalau kehidupan menjadi ibu rumah tangga itu membosankan. Karena harus diakui, memasak untuk suami itu unik, menyenangkan dan ada kebahagiaan yang luar biasa besar. Saya merasa istimewa dan dibutuhkan. Rasa itu penting! Karenanya saya akan berusaha untuk tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga sekarang dan kelak di kemudian hari. Amin... Semoga istiqomah.

Kembali ke soal bekerja, i need it. Bukan hanya untuk uangnya saja, tapi juga kemampuan untuk kemabali menjadi diri sendiri... Saya orang radio, seminggu ga siaran aja kepala udah sakit. Apalagi sekarang, linu-lnu deh tulang hehehehe.

Hey JOGJA, Im here... come out, see and seek me :) 



Senin, 14 Januari 2013

Our Honeymoon Phase

Jogja - Orang bilang, kalau habis nikah pasti ada  honemoonnya. Ada yang bilang BALI is perfect place to go. Tapi ga ah, tempat terbaik adalah ketika bersama pasangan  ( yang bilang lebay, ga usah diterusin deh bacanya #kidding ). Saya bersyukur bisa honeymoon dengan budget yang ga berasa  sama sekali. Lho kok bisa? Bisa lah.... Sesampainya kami di Jogja, kami langsung masukin barang dari truk ke rumah. Setelah itu langsung ngungsi ke rumah Mbah di Diren, Brosot, Kulon Progo. Sambutan keluarga besar suami benar - benar luar biasa. Seperti di rumah sendiri saja. Alhamdulilah...

Pagi pertama di Jogja, abang langsung bangunin dan ngajak ke pantai. Ha??? Pantai? Emang ada (pantai) di daerah situ? Belom mandi udah diajak keluyuran. Baiklah :) xixiixix

Udara pagi bener - bener seger bener. Jar urang banjar " nyaman banar lah ".  Bau embun udara pagi, lalu bau gabah dari sawah yang sedang dipanen membuat semua terasa sempurna. Waktu itu uang di dompet cuma Dua Puluh Ribu, sempet mikir juga, bisa ga nih? Soalnya ga nemu atm BCA disana.. hiks. Jadilah deg-deg an sepanjang jalan. Takut uangnya kurang, tapi abang malah senyum-senyum aja. Sebel deh waktu itu.
Jengkel  langsung hilang berganti kaget setelah melihat ini
" Kok Jauh bener bisa sampe sini? " Itu yang pertama kali terpikir dikepalaku.

Kalau mau nyeletuk nyasar  bisa diketawain membabi buta sama cowo yang bawa motor ( baca  = Suami ). Nurut aja deh. Biar aja mau sampe mana kek ikut adjah...

Bingung jadi rontok setelah lihat ini :

Seneng banget, ternyata lagi panen :) Kompak banget para pekerja untu mengambil gabah mereka. Seru abis deh. Sekejap aku langsung terkagum -kagum akan kuasa ilahi, itu gunung merapi dari kejauhan :) 





Tertutup kabut seakan mau bilang jangan ganggu aku dulu... masih ngantuk  xixiixix keren ya.






Baru aku tahu kalau ternyata kami ke pantai Trisik. Keren banget pasirnya hitam. Kata abang pasir hitam ini karena pantai ini membawa debu dari merapi. 

Walau pernah tinggal di Jogja sebelumnya, saya malah belum ke Trisik, yang saya tahu cuma parang tritis sama depok dan glagah. Ini saat kaki kami bersentuhan dengan pasir pantai hitam itu. Yang banyak bulunya kakinya abang lo ya... xixixiixix

Di Pantai ini ada yang menarik, sempat bikin kami penasaran luar biasa saking okenya, yaitu.....

Sayangnya kosong dan tidak lagi terurus, padahal kalau masih ada, akan menjadi daya tarik tersendiri buat pengunjung disana. :( 

Balik lagi ke pantai aja...  


Pasirnya hitam,gelap dan kasar. Ombak disana juga tinggi sekali, waktu kami kesana mencapai lima sampai enam meter. weeeewww .... Keren kok, biaya masuknya juga murah kami bayar Rp. 2.000 untuk berdua. Heheheh ternyata uangnya lebih dari cukup :) 
Kami yang belum mandi 

Honeymoon ga perlu mahal, mewah dan identik dengan uang. 



 

Jumat, 11 Januari 2013

Keluarga itu bersama berbagi

Jogja - Bicara soal keluarga, tentu setiap orang punya versinya sendiri - sendiri. Saya sendiri punya pemahaman yang berbeda. Keluarga tidak ada urusannya dengan hubungan darah. Tapi lebih dari itu. Keluarga adalah ikatan batin antara satu dengan yang lainnya. Bisa saja seseorang mengklaim bahwa si A adalah keluarga bagi si B, tapi buat saya bukan begitu caranya. Harus ada kontribusi, hubungan mutual antara satu dengan yang lain. Kenapa begitu? Ya iya dong.

Setiap anggota keluarga pasti memberikan sumbangsih kepada yang lain. Bukan hanya materi, tapi juga perhatian dan cinta kasih. Belum lagi kalau saya harus hitung isi kepala, dimana masukan berupa nasehat (tanpa menggurui), pemikiran kritis, dukungan moril dan lain sebagainya. Kalau cuma mengandalkan hubungan darah, itu kuasa ALLAH SWT. Itu takdir, karena kita tidak bisa memilih hanya bisa menerima saja.

Bagaimana dengan anggota keluarga tambahan dengan ikatan perkawinan? Kalau soal yang satu ini memang gampang-gampang susah. Tapi kalau saya akan membuat hidup saya mudah saja. Jika ada usaha untuk masuk dan bergabung, maka harus dihargai. Namun jika tidak ada usaha sama sekali ya sudah... Biar saja tetap dalam lingkaran dan tidak perlu diarsir. Ada tapi tiada.

Saya sendiri baru memasuki tahapan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, menikah. Menikah di orang timur artinya menikah dengan seluruh anggota keluarganya. Sejauh ini masih aman dan baik saja, semoga seterusnya begitu. Saya kok yakin, kalau niat saya baik maka seluruh semesta alam ini akan membantu. Bagi yang malas berusaha, ya silahkan tanam saja keterpurukan silaturahmi. Tinggal di panen jika sudah waktunya. BERES


Rabu, 09 Januari 2013

Menikah Itu.... Rock n Roll :)

Jogja - Lha pasti bingung, kemarin Samarinda, Bontang dan sekarang kok Jogja? Yeeaah begitulah hidup :)
Mari di review, kami menikah di 8 Desember 2012, ke Jakarta untuk ketemu keluarga di 10 Desember dan tepat di 18 Desember kami pindahan ke Jogja.  Gitu aja kali ya ceritanya.

Saat pasangan lain punya honeymoon, kami justru berbeda... di  TRUK! xixixiix

Saat memutuskan untuk berangkat ke Jogja, kami justru kesulitan keuangan.!Memindahkan barang-barang ternyata ga semudah yang kami pikir. Biayanya ternyata bengkak dari yang seharusnya. Alhasil ilmu kepepet itu memang benar adanya. Kami berdua ke pasar induk! Yup. Kami cari truk yang platnya AB buat bawa barang-barang. sambil selektif tanya-tanya juga. Maksud hati biar kalem dikit, ternyata suami sama gokilnya.

Begitu masuk pasar induk kami muter di parkiran nyari truk idaman kami. ternyata ga ada. :( Bukan kami berdua kalo putus asa, langsung ke pasar. eh nemu plat AA ( temanggung) langsung deh tanya, " Pak,  balik kosongan ga? "

Ternyata memang jodoh, kami dicarikan kawannya yang memang mau pulang ke Jogja. Sebelumnya kami mengajukan syarat yaitu truknya bukan abis ngangkut buah- buahan yang lembek seperti tomat, atau justru truk yang bekas ngankut binatang. Kami pasang syarat itu bukan hanya karena kami ingin barang-barang jauh dari bau, tapi karena kami juga mau tidur disitu. Ya!

Ini truk yang membawa kami


Sudah jadi kesepakatan memang, bahwa apapun yang terjadi kami harus barengan. Bahkan jika harus tidur di belakang truk sekalipun. Kami bawa karpet, selimut, bantal dan juga logistik ( seperti kata sahabat saya. ga ada logika kl ga ada logistik ^-^  ). Ibu pertama denger soal rencana pindahan seneng banget, tapi waktu tau saya bakal ikut naik truk, ibu langsung saranin untuk naik kereta.  Pertamasih iya-iya aja. tapi begitu kami  naik truk, masuk cirebon baru telpon ibu. Ibu cuma heran betapa nekatnya anak perempuannya. Tapi karena  sama abang jadi ibu tenang. Abang juga sudah jelaskan kalau abang minta saya pakai kendaraan saja. Tapi saya yang memaksa.


Perjalanan kami termpuh benar-benar luar biasa. tidur di belakang truk benar-benar membuka mata. Bahwa kehidupan itu luar biasa, dan bahagia itu sederhana. Saya bahagia bisa memulai hidup baru dengan cara yang kami jalani. Kami mungkin tidak sempurna di mata orang, tapi buat saya.. kehidupan kami luar biasa.  Ini buktinya :)







Rabu, 02 Januari 2013

Wedding day 08122012 #The Day






Bontang – Hari pernikahan jadi masa paling penting dari semua persiapan sebelumnya, bride sama groom malah ga panik karena udah saling percaya dan yakin. Everything under control…It’s gonna be fine. Rasanya hari penting tanpa panic attack berasa kurang aja… hehehehe. Bukan ibu lo ya yang panik, Ibu justru fokus di dapur karena ibu tau kalanu semua orang sudah ada jobdesknya masing-masing. Bangga deh sama nyokap akan kepercayaannya yang luar biasa. Bayangkan saja, dari ngurus surat nikah ibu sama sekali ga campur angan. Kata ibu, itu harus aku sendiri yang urus. Udah ah jadi ngelantur…

Ibu dan para tante jadi juru masak, sementara bride sama tim pelaksana ( thanks to feri & cumi ) ngurus rundown dan setting tempat. Asal tau aja, sampai H-1 kami punya konsep tapi belom berani eksekusi.

08 12 2012, 07.00 wita

Kami sudah diberondong agenda yang luar biasa. Mulai dari ambil kebaya pengantin ( maklum belom jadi ) dan ibu yang belum jadi, ngedrop feri dan cumi ke venue, ngejemput perias dari Samarinda, ngejemput Mba Sari ( saudara ), Beli kopiah buat abang, ambil kotak angpao dan baju kemeja abang. Oh iya ada satu lagi… Cuci mobil #jegggaarrr

08 12 2012, 10.00 wita.

Keberangkatan jadi ngaret karena ternyata baju baru bisa diambil jam 10.00 wita, mba sari dan furri (perias) baru sampai jam 12.00 wita. Agenda pertama kami ngedrop feri dan cumi ke venue bersama perkakas event. Kami bawa mas kawin, seperangkat alat solat souvenie dan banyak lainnya xixiixix.

Padahal kami harus siap di venue jam 16.00 wita. Hahahha serba mepet. Akhirnya kami berangkat, nyari kopiah abang, peniti dan karet rambut baru deh ke penjahit. Ternyata baju buat ibu udah jadi, tapi baju resepsi aku masih belom. Katanya bakal dianter ke venue aja, mau marah juga buat apa juga marah... Karena penjahitnya masih keluarga juga, tapi santai aja pikirku.. karena baju akad kan udah di tangan, jadi kalau resepsi ga ganti baju juga ga papa.

Perlu diketahui hal ini terjadi bukan karena saya, miss of preparation gagal melaksanakan pekerjaan, tapi karena human error yang terjadi pada para vendor.
Kami masih punya waktu sisa, kami putuskan untuk cuci mobil. Karena ga enak aja acara nikahan kok mobilnya kotor. Mobil khusus pengantin ga ada, karena manten laki-laki merangkap supir. Pernikahan paling ngawur deh, walau begitu kami tetap berdua terus. Biar apa kata orang, yang katanya pengantin harus anteng, ga bisa kami ikuti. Harus hajar terus dong.

08 12 2012, 12.30 wita

Kami otw ke hotel, mba Sari dan furri udah dijemput dan mereka siap diboyong ke hotel. Sementara di rumah kegiatan masak memasak masih berlanjut terus. Sampe hotel kami baru sadar kalau belom ada yang makan siang. Akhirnya aku sama abang ke rumah buat ambil makan siang. Padahal itu udah mepet banget waktunya. Sampe hotel kami semua makan dan langsung make up. Abang pilih tidur aja karena ngantuk berat.

08 12 2012 15.30 wita

Make up aku selesai, tinggal para ibu yang belum. Padahal acara sudah harus dimulai di jam 16.00 wita. Aku percaakan semua ke feri dan cumi yang sudah ada di venue. Aku kirim semua nomor saksi dan penghulu untuk di servis sementara kami menuju kesana.
Alhamdulilah lancar, walau ada beberapa yang pada bingung sendiri dan akhirnya rese banget jadinya. Langsung aku telpon dan bilang “ Semua urusan yang berhubungan dengan acara bisa kontak langsung ke FERI, dia managernya!”
Peranan FERI sangat penting diacara ini, dia yang atur setting tempat, eksekusi rundown dan urusan resto. Saking repotnya, dia ga sempet dandan maksimal :) Ini kegiatan FERI di belakang layar.

08 12 2012, 16.30 wita

Kami rombongan sampai di venue, langsung menuju ruang VIP dan melangsungkan akad nikah. Ga ada acara seremonial pantun-pantunan atau adat apapun itu. Begitu dateng, langsung masuk ruangan duduk dan akad. 



Bener - bener preman banget. Konsepnya jelas, aku mau serba praktis dan homey. Masuk rumah ga ada kali pake upacara aneh-aneh. Assalamualaikum sudah mewakili semua. Itu yang lebih penting.









08 12 2012, 19.30 wita

Saatnya makan-makan :) Terserah yang mau bilang resepsi, syukuran atau walimah... Semua maksudnya baik. Aku hanya mencairkan saja.. Makan malam bersama dalam rangka pernikahan kami berdua... enjoy the pictures 



no kursi.. lesahan only

Makan bersama ala akur :) 

para tamu

ki - ka : Mba sari, riska, Hengki, Rendi & Didin 
Beginilah pernikahan ala kami.... Terimakasih dukungan sahabat dan keluarga :)

Wedding day #The Journey Part 2


Sebelum sampai ke postingan tentang hari H, ada yang menarik dari pernikahan ini. Apa itu? Tunggu dulu hehehe.

Dalam pernikahan ini aku mengajak beberapa teman untuk ambil bagian. Konsep awalnya, aku ingin pernikahan yang kesannya homey banget. Mereka bsia santai dan makan bareng sambil ngerayain pernikahan kami. Jadi ga pake acara jaim-jaim gitu. Semua yang datang adalah keluarga! Bukan hanya keluarga yang terhubung dengan ikatan darah, tapi juga keluarga karena kami memang berinteraksi lama. Para tetangga dan kawan-kawan bisa datang sambil bernostalgia.

Aku membuat susunan luar kepala,

Ada Feri yang jadi Area Manager, Cumi sebagai Asistem Area Manager.
Mba Whana dengan kerjaan penting MC.
A’ Uchin yang ambil bagian jadi Dokumentasi.
Dian & Atila sebagai resepsionis J
Dan pastinya RENDY, adikku sebagai supporting Unit.

Sebisa mungkin kami tidak ingin merepotkan keluarga yang lain. Alhamdulilah ada jalan, Abang dapet pinjeman mobil dari temannya selama abang di Kalimantan Timur. Bantuan ini sangat bermanfaat, bayangkan saja, kalau ngerental mobil selama limari udh kena berapa tuh? Makasih mas BUSAP :) Sementara untuk di rumah ada bantuan dari Pak HAJI. Bantuannya  antar makanan dari rumah ke venue dan transport saudara- saudara. Sementara kakak dan adik-adikku semua pakai moor masing-masing. Ga ada yang istimewa kok. Serba gotong royong, Alhamdulilah bantuan mengalir terus seakan ga berhenti. Alhamdulilah….

Semuanya adalah teman dan saudara terdekat, jadi memang konsep awalnya gitu. Berasa homey banget deh. Yuukk ke kronologi yang juga penting…

Mempelai pria dan keluarga sampai di Bontang di Hari Kamis, 6 Desember jam 23.12 wita. Abang ke rumah sebelum ke hotel, ketemuan dulu sama keluarga dan chit chat sebentar. Dari wajahnya ada yang aneh, seakan ada yang berbeda. Tapi  aku pilih diam dan tutup mata saja. Yang penting pernikahan ini akan berjalan. Sampai akhirnya abang bilang ke Feri untuk ngobrol sama aku setelah dia ke hotel.
Dua jam kemudian Feri cerita dan bilang kalau cincin nikah ketinggalan di atas lemari.. di JAKARTA! Hatiu langsung campur aduk, marah luar biasa, nangis ga berenti. Aku telpon dia sambil marah-marah, dia diam dan bilang minta maaf. Aku berpikir keras untuk mengirimkan cincin itu, dikapal udah kebayang bakal kirim pake cargo di bandara. Aku Cuma tidur 1 jam malam itu, itupun dipaksa sama adikku, Rendy. Yang tau masalah cincin itu cuma aku, feri dan rendi.

Abis solat subuh, aku dan Rendi ke hotel buat bikin perhitungan sama abang. Nangis sejadi-jadinya aku saat itu. Di kepalaku saat itu adalah berpikir gimana caranya cincin itu bisa sampai sebelum akad nikah. Ternyata memang ga mungkin, karena di rumah abang ga ada yang bisa ke bandara! Saat itu aku benar-benar marah besar. Bagaimana mungkin persiapan pernikahan udah oke banget aku susun ehh malah cincin ga kebawa. Aku takut mengecewakan ibu saat itu. Jadi syaratnya adalah.. Abang dan Ibunya harus mengahdap ke Ibuku dn menyatakan permintaan maaf. Mereka menyanggupi.

Jam 8 pagi mereka ke rumah, Ibu bicara empat mata sama abang. Solusinya saat itu adalah beli cincin baru saja. Tapi ibu bilang “ udahlah… itukan Cuma biar dilihat orang aja. Yang penting Ijab kabulnya “ WEEEWWW KERENKAN NYOKAP GUE  !!!

Lega banget aku saat itu, walau kata abang Ibu memang ada kecewa tapi langsung move on. Alhamdulilah.. Kami langsung fokus ketujuan berikutnya.. KUA! Lho kok KUA? Pada heran ya? Hehhe Berhubung Abang baru dateng hari Kamis, ada beberapa berkas yang harus ditandatangani sebelum pernikahan dimulai. Jadilah kami ke KUA BONTANG UTARA. Begitu turun dari mobil, hp aku langsung bunyi.. “ Assalamualaikum mba herning?” suara laki-laki terdengar

“ Waalaikum Salam pak… Maaf dengan siapa ini? “ Jawabku tenang.
“ Dari KUA mba, mau tanya ni kapan bisa datang? Ada berkas yang harus ditandatangani” kata bapak itu ramah.
“ Saya kurang 10 langkah lagi pak, ini sudah di depan kantor Bapak “ sahutku riang.
Deg-degan banget ketemu Bapak Suda’I, Kepala KUA Bontang Utara karena aku menikah tanpa Bapak. Singkat cerita Bapak tidak datang. Pikirku pasti aku akan di wawancarai panjang, dan ditanya detil mengenai alasan wali nikah wajibku itu. Alhamdulilah ga terbukti tuh, dia tenang sekali dan bertanya
“ Bapak datang? “
Aku jawab  “ Ga pak karena… “ belum sempat aku selesaikan kalimatku dia langsung bilang
“ Ya sudah, saya tulis berhalangan hadir karena jauh saja “ tangannya sambil mencoret dan contreng beberapa item.

BK VIEW

Setelah abang menandatangani beberapa berkas, kami dipersilahkan pulang. Alhamdulilah… tidak sesulit yang aku bayangkan. ALLAH SWT MAHA HEBAT ^_^ Allahuakbar…

Kami balik lagi ke mobil dan memutuskan untuk jalan –jalan sebelum pulang ke rumah. Aku putuskan untuk ke Bontang Kuala. Lumayanlah ngilangin stress sebentar, ini perjalanan kami ^-^
BRIDE & GROOM

Our lil sis :) RISKA


BK
Pelajaran yang di dapat pagi itu adalah… Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya.

Selasa, 01 Januari 2013

Wedding Party 08 12 2012 #The Journey

Bontang - Membuat persiapan pernikahan memang gampang-gampang susah terlebih di Bontang (menurutku). Eits.. bukan karena di Bontang tempatnya jelek, hanya saja saya punya konsep yang berbeda dibanding dari orang kebanyakan. Saya mau pernikahan yang punya kesan eksklusif, elegan tapi tetep homey namun juga harus ada sentuhan tradisional dan harus praktis

Yuukk kita runut persiapan pernikahanku kemarin :

1. Souvenir.
Souvenir sebenarnya ga mutlak dalam sebuah pernikahan, hanya saja setiap orang yang punya hajat rasanya ingin memberi kenang-kenangan kepada tamu sebagai wujud penghargaan.

Sebenernya pengen kasih souvenir ala kaltim. Tapi susah sekali, karena ga ada yang bentuknya seperti saya mau Pengen punya yang unik tapi klasik, plus ga boleh mahal... hehehehe Bukan pelit, tapi budgeting di pernikahan itu penting banget lo... Proses mencari souvenir dilakukan selama berminggu-minggu, sampai akhirnya pilihan jatuh kepada....

          
Bagian Atas
Loro Blonyo
Ya.. Ini adalah pilihanku, entah artinya apa... Tapi ini buatku mengingatkan bahwa ini adalah pernikahan. Udah jarang banget orang memilih loro blonyo, biasanya org akan pilih handuk, gelas, lilin dan lain-lain. Ini juga asik kan? Unik juga. Sebenernya bahan aslinya itu gerabah, tapi karena perlajanan jauh dan riskan, aku minta diganti bahan dasarnya... Alhamulilah bisa dan jadilah berubah jadi nyamplung ( bahan pensil). Kalau ada yang nebak bikinnya di Jawa, anda benar... 

Ini dibuat di JOGJA. Souvenir ini dipesan sejak 29 September 2012, jadinya baru pertengahan November.
Kenapa lama? Lagi banyak pesenan katanya, tapi alhamdulilah sebelum hari H udah beres.

Maaf saya ga bisa rekomedasiin vendornya ya... you know what i mean do you?

Oh ya dalam pernikahan kami ada dua souvenir, yang pertama ya loro blonyo tadi, trus yang limited edition ada dari mempelai pria...
CARDS

Berhubung suami adalah atlet bridge dari Banten, maka ini pilihan dia. Kartu ini hanya untuk kalangan terbatas, yaitu para pemain bridge maupun pengurus.

2. Undangan

Kita beralih ke undangan... Berbeda dengan kebanyakan, konsepnya kemarin adalah go green. Undangan ga boleh dari kertas karena ga bermanfaat alias cuma bakal jadi sampah. Intinya ga nyampah!

Depan
Belakang
Sekarang kan banyak undangan yang bervariasi, mulai dari kipas, tempat tisu dan      lain-lain. Tapi pilihanku jatuh pada.... TAS!                

Bermanfaat kan???              ^_^      

Kalau yang ini bisa direkomendasiin liat aja blog masnya ini linknya :)        




3. Venue
Mencari venue memang gampang-gampang susah, harus dipikir bener-bener. Budget, akses dan kenyamanan seakan menjadi rantai yang tak boleh terlepas.

Tadinya aku sama suami suka banget sama Resto Bontang Kuring tapi karena waktu itu mereka belum pernah mengadakan pernikahan disana dan belom jodoh aja kali ya jadi aku putuskan untuk banting setir. saat itu beberapa opsi adalah Hotel Akbar, Hotel Equator dan beberapa tempat lain. Sebenernya bagus aja sih, cuma aku males ngedekornya. Aku pengen tempat yang udah jadi, tinggal pake aja dan jadi! Sampai akhirnya perjalanan panjang berhenti di Gudeg Bu Harman.

Foto ini diambil waktu surei dimalam hari, jadi maaf aja kl gambarnya agak kurang bagus ya....

 Cozy banget kan? Ga ada yang perlu diotak-atik dari venue ini. Nuansanya coklat, just perfect.

Managernya, Dani enak banget diajak kerjasama. Dia paham banget sama yang aku mau. Menu yang jadi pilihan adalah yang bener-bener aku suka juga. No fast food, traditional only. Daging ga ada disini.. adanya sayur asem, ayam, bebek dan gudeg. Minumannya juga teh, jeruk dan air putih. Bener-bener ala makanan rumah. Asiknya lagi, boleh bawa makanan dari luar, asal menunya beda dengan yang mereka punya.



Me At pendopo

Tempat yang cantik, manager dan crew yang ramah, super nyenengin deh... Well Recomended banget.

Dapet tempat ini berasa surga banget, karena suasananya oke dan harganya juga menawan hati :)

Apakah saya mempercayakan acara 100 persen pada mereka? Liat postingan yang berikutnya ya...