Senin, 25 November 2013

Bekerja Itu Seni

Jogja - Aku menemukan rasa yang aku tidak tahu apa namanya dalam pekerjaanku sekarang. Aku tidak lagi merasa menjadi pribadi yang lengkap dalam bekerja. Aku hanya menjadi diriku sendiri saja rasanya sulit. Kadang aku merasa bisa mengenali seiap leku dan liuknya. Tapi acapkali aku juga merasa asng.

Bulan lalu aku bertanya pada seorang senior Kang Harley Prayudha, jawaban dia sangat firm buatku. Dia hanya bilang, seharusnya aku menikmati masa ini. Pelajari, lihat dan perhaikan dengan seksama. Bisa jadi ini bukan masaku untuk menggebrak. Ini adalah saatnya berkaca, merenung sejenak. ya.. bisa jadi... Aku pikir hidup memang harus begitu. Aku hanya perlu diam sejenak dan melihat.

Bekerja itu bukan rumusan mencari uang, tapi juga bagaimana kita bisa menikmati hidup dengan seharusnya. Itu yang aku lupa.... 

Selasa, 29 Oktober 2013

Ada bahagia dalam BBM Android :)

Jogja - Pagi ini nerima BBM Picture dari temen yang tulisannya " Piye perasaanmu nek Z10mu di PING karo Cro**?".Sekilas bacanya senyum-senyum dan akhirnya ketawa juga. Harus diakui sih, keberadaan BBM Android ini jadi phenomenon sendiri, euphorianya memang nyata dan ada. Aku sendiri punya banyak teman yang mengakui kalau sudah pasang BBM Android. Ini bagus kali, Lho kok bisa?

Sekarang gini aja, dengan semakin banyak teman ayng pake BBM Android, aku ga perlu kebanaykan aplikasi di handheld aku sendiri. WA dan kakao bisa aku hapus kalau aku mau. Tinggal aktifin pake bulanan murah meriah dan tetep nyambung kan? hehehehe Jadi kenapa mesti mikir susah? Toh ini memepermudah kok.

Tapi memang harus diakui, para BB haters mulai pusing dan goyah ( beberapa)  untuk pake BBM Android. Baru deh ngerasain pusingnya pending,  sampe susahnya kalau banjir Broadcast ngeflood di chats. hahahaha.
Memang perlu kedewasaan dalam menggunakan teknologi. Kalau ngga ya susah sendiri.

Beberapa temen sempet minta diinviet, tapi kok hanheld aku ini ga mau ya? Entah ada apa. Jadi ya terpaksa tunggu mereka aja yang invite. Bukan somse, males atau apapun tapi emang ga bisa, mau gimana lagi dong?  hehehe

Gara-gara BBM Android ini, mulai ada beberapa yang minta pin. Setelah lihat di friendlist ternyata ga kenal, ya ga dikasih lah. Emang mentang2 pake BBM terus bakal temenan? Ga juga kan? Pin BB itu kalau menurutku sama aja kaya nomor telpon. Pasti ada beberapa orang ang kita ga mau berurusan kan? Jadi pahamilah.... :)

Selasa, 30 Juli 2013

Melihat, Tersenyum, Kagum dan (kadang) Geleng Kepala

Jogja - Aku pikir lama juga ga ngeblog. Maaf karena keasikan dengan dunia nyata yang membutakan aku perlunya menulis lagi. Rasanya permintaan maaf cukup sudah, no need to take it in another level called DRAMA

Kembali ke radio lagi membuat aku merasa hidup. Orang mungkin ga paham betapa aku sering pusing dan kehilangan diriku ketika jauh dari radio. Radio itu bukan melulu soal siaran aja, tapi juga melihat, mendengar dan merasakan aura radio itu sendiri. Salah satu yang enarik dari radio adalah SDMnya. Ya... Dimana-mana yang namanya berurusan dengan manusia lain itu menarik sangat .

Aku perhatikan ada beberapa orang yang punya motivasi yang berbeda kalau ditanya soal kenapa mau di radio. Ada yang bilang jatuh cinta, suka dari kecil, ingin terkenal, penasaran, panggilan jiwa dan lain sebagainya. Tapi, aku belum pernah mendengar ada yang bialng terpaksa, sampai akhirnya sebulan yang lalu ada yang bilang begitu. Kok bisa ya, kenapa ga? wong nyatanya memang ada.

Aku adalah orang yang bangga dengan pekerjaanku, tapi selalu merasa biasa saja dengan perusahaan tempat aku bekerja. Dimanapun itu, entah di radio milik BUMN besar, perusahaan tambang batu bara ternama atau ketika ada di bawah naungan sebuah kantor berita, maupun ketika ada di grup besar. Buat aku itu biasa. Orang senior di radio menurutku bukanlah mereka yang sudah lama siaran. Tapi adalah mereka yang terus belajar, mau mengupgrade diri dan pastinya terbuka dengan kritik.

Hanya saja aku sering kesal dengan orang-orang yang memanfaatkan radio untuk kepentingan egonya sendiri. Merasa tenar dan dikenali banyak orang karena dia bekerja di media. Ouuww that is so called RAVEN.

Menurutku, entah tinggal di Bontang, Balikpapan, Samarinda, Tenggarong atau bahkan di Jogja sekalipun. Skill orang radio itu terletak pada kemampuan dia mengolah kata dan musik. kembali ke taste! Kelihaian, kemampuan dia akan nampak jelas. Ngomong pake ketukan ga, menghindari kata-kata tertentu bekerja sesuai segmen atau apapun itu. Bekerja dengan segmen itu menarik kok. Berani apa ga masalahnya?

Kalau cuma mau suaranya di dengar tanpa konsep, ya pada akhirnya cuma jadi sampah. Ga perlu dia ngomong, anak playgrup juga bisa. Eh, kenapa jadi marah-marah ya? Entahlah. Aku sering bengah kalau melihat SDM separuh nyawa.

Tapi kondisi sekarang berbeda, aku bukan siapa-siapa. Hanya bisa Melihat, Tersenyum, Kagum dan (kadang) Geleng Kepala. ( nink)

Rabu, 03 Juli 2013

Memutuskan BERHIJAB

Jogja - Empat hari yang lalu 30 Juni 2013 aku memutuskan berhijab, akhirnya... Kenapa aku bilang akhirnya? Karena ini adalah keinginan aku sedari dulu. tiga belas tahun yang lalu aku pernah utarakan kepada ibuku, dan ibu meragukanku. " Jilbab itu bukan main-main, sekali pake ga boleh dilepas lagi " kata Ibu. Selama itu aku selalu iri dengan teman-teman aku yang berjilbab. Betapa tenangnya mereka. Aku selalu menyayangkan mereka yang melepas jilbabnya kalau jalan-jalan keluar. Sedih aku melihatnya, tapi ya sudahlah.

Bahkan sebelum menikah aku sempat bilang ke suami kalau aku ingin menggunakannya, kali ini suami bilang setuju. " Boleh aja, tapi apa kamu tahan? Itu panas lo " tanya dia. Aku pikir it's a fair question. Dia bahkan kaget waktu aku memaksa dia mengantar aku beli jilbab. hehehhe Karena kelamaan akhirnya aku minta adik sepupuku untuk mengantarkan aku. Akhirnya terbeli empat lembar hijab segi empat dan lima dalaman hijab. Dalaman harus banyak, soalnya kan pasti berkeringat. :)

Hari pertama pakai hijab rasanya aneh, bahkan sempat terpikir " pakenya besok aja deh ". Tapi akhirnya budaya hajar ku kambuh, pendapat orang nomor sekian, yang penting pake dulu.

Semoga istiqomah ya pembaca, doain ya...

Aku bekerja dan bersosialisasi untuk hidup, berhijab untuk bekal mati.

Kamis, 23 Mei 2013

9 Summer 10 Auntums #review

Jogja - Sebenernya saya kurang suka sama review film, tapi ya sudahlah. Toh film ini juga akan habis masa putarnya di bioskop. Kenapa? Alasannya karena saya ga mau mood saya rusak gara-gara review :) Saya sendiri, ketika memutuskan akan menonton sebuah film biasanya akan melihat sinopsis dan thriller. Kenapa? Krn disana kita bisa dapt gambaran sedikit tentang film tersebut.

Baiklah, kita mulai saja.

1. Satu - satunya yang membuat saya tertarik menonton film ini adalah keberadaan seorang Alex Komang ! Ya... Aktor senior jadi daya tarik sendiri buat saya. Buat saya, yang namanya jam terbang ga bakal bohong ( walau yang muda dan bagus juga ada ). Bagaimana dia memerankan karakter sebagai ayah Iwan sungguh membuat saya terkesan, ada adegan dimana Iwan dimarahi Bapaknya karena ibunya menemani dia selama di sekolah seharian.

Luar biasa emosinya dan dia layaknya seorang Bapak yang marah dan sayang kepada anaknya. Alex Komang bisa memadukannya dengan cara yang apik, menyentuh dan sekaligus membuka mata.

2. Pemeran Iwan kecil menurut saya sangat baik. Aktor kecil itu patut diacungi jempol, dia pandai memainkan emosi. One day he will be a great actor, I do believe so.

3. Ikhsan Tahore, pemeran Iwan saat dewasa sayangnya saya kurang puas dengan aktingnya. Seakan dia menjadi dirinya sendiri, beberapa narasi yang dia katakan masih kurang emosi. Yang buat saya janggal cara jalannya itu lo, kurang gagah. Langsung dropped melihatnya. Satu-satunya adegan terbaik dari Iwan dewasa adalah saat dia diminta Bapaknya untuk berteriak " Pujon " lebih keras di angkot waktu jadi kenek.

4. Penulis naskah di film ini juga sepertinya kurang paham penggunaan bahasa Jawa Timur-an, yang jelas beda dengan Jogja dan Jawa Tengah. Apa ya... Jadi ngganjel.

5. Film ini seharusnya bercerita tentang perjuangan Iwan mencapai puncak, tapi saya melihatnya berbeda. Buat saya film ini bercerita tentang perang batin Iwan yang sukses di New York, tapi bermasalah dengan masa lalunya. Saya menyimpulkan ini karena ada beberapa adegan dimana Iwan kecil bercakap-cakapn dengan Iwan besar. Bagaimana dia marah kepada Bapaknya, dan masa lalunya.

6. Logat, ya buat saya " medhok " Jawa Iwan besar di New York berlebihan. Karena bagai mana mungkin orang yang sepuluh tahun di Amerika masih punya logat Jawa? Apa mungkin? Dia kan banyak berinteraksi dengan orang asing, buat saya itu juga menjadi hal yang janggal.

7. Penggunaan kostum juga menurut saya aneh, Iwan memakai sweater kuning dan celana pendek warna cokelat. Dia kan seorang CEO, kenapa tidak diganti dengan jeans, t-shirt dengan blazer? Atau bisa dihilangkan sweater kuning itu? Apa memang Iwan yg sebenarnya ya seperti itu?

Sebenarnya film ini bagus, hanya kemasannya saja yang kurang menarik. Malah saya lebih tertarik dengan thrillernya, lebih "kena". Prediksi saya soal Alex Komang yang menjadi magnet buat saya ternyata benar. ;)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

9 Summer 10 Auntums #review

Jogja - Sebenernya saya kurang suka sama review film, tapi ya sudahlah. Toh film ini juga akan habis masa putarnya di bioskop. Kenapa? Alasannya karena saya ga mau mood saya rusak gara-gara review :) Saya sendiri, ketika memutuskan akan menonton sebuah film biasanya akan melihat sinopsis dan thriller. Kenapa? Krn disana kita bisa dapt gambaran sedikit tentang film tersebut.

Baiklah, kita mulai saja.

1. Satu - satunya yang membuat saya tertarik menonton film ini adalah keberadaan seorang Alex Komang ! Ya... Aktor senior jadi daya tarik sendiri buat saya. Buat saya, yang namanya jam terbang ga bakal bohong ( walau yang muda dan bagus juga ada ). Bagaimana dia memerankan karakter sebagai ayah Iwan sungguh membuat saya terkesan, ada adegan dimana Iwan dimarahi Bapaknya karena ibunya menemani dia selama di sekolah seharian.

Luar biasa emosinya dan dia layaknya seorang Bapak yang marah dan sayang kepada anaknya. Alex Komang bisa memadukannya dengan cara yang apik, menyentuh dan sekaligus membuka mata.

2. Pemeran Iwan kecil menurut saya sangat baik. Aktor kecil itu patut diacungi jempol, dia pandai memainkan emosi. One day he will be a great actor, I do believe so.

3. Ikhsan Tahore, pemeran Iwan saat dewasa sayangnya saya kurang puas dengan aktingnya. Seakan dia menjadi dirinya sendiri, beberapa narasi yang dia katakan masih kurang emosi. Yang buat saya janggal cara jalannya itu lo, kurang gagah. Langsung dropped melihatnya. Satu-satunya adegan terbaik dari Iwan dewasa adalah saat dia diminta Bapaknya untuk berteriak " Pujon " lebih keras di angkot waktu jadi kenek.

4. Penulis naskah di film ini juga sepertinya kurang paham penggunaan bahasa Jawa Timur-an, yang jelas beda dengan Jogja dan Jawa Tengah. Apa ya... Jadi ngganjel.

5. Film ini seharusnya bercerita tentang perjuangan Iwan mencapai puncak, tapi saya melihatnya berbeda. Buat saya film ini bercerita tentang perang batin Iwan yang sukses di New York, tapi bermasalah dengan masa lalunya. Saya menyimpulkan ini karena ada beberapa adegan dimana Iwan kecil bercakap-cakapn dengan Iwan besar. Bagaimana dia marah kepada Bapaknya, dan masa lalunya.

6. Logat, ya buat saya " medhok " Jawa Iwan besar di New York berlebihan. Karena bagai mana mungkin orang yang sepuluh tahun di Amerika masih punya logat Jawa? Apa mungkin? Dia kan banyak berinteraksi dengan orang asing, buat saya itu juga menjadi hal yang janggal.

7. Penggunaan kostum juga menurut saya aneh, Iwan memakai sweater kuning dan celana pendek warna cokelat. Dia kan seorang CEO, kenapa tidak diganti dengan jeans, t-shirt dengan blazer? Atau bisa dihilangkan sweater kuning itu? Apa memang Iwan yg sebenarnya ya seperti itu?

Sebenarnya film ini bagus, hanya kemasannya saja yang kurang menarik. Malah saya lebih tertarik dengan thrillernya, lebih "kena". Prediksi saya soal Alex Komang yang menjadi magnet buat saya ternyata benar. ;)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 19 Mei 2013

Perempuan ( seharusnya ) saling mendukung

Jogja - Berawal dari twit ini aku naik darah. Disini jelas bahwa dia bilang " ibu tiri semuanya jahat "

Saya sendiri kurang paham kenapa dia mengatakan hal buruk seperti itu. Apa karena pengalaman pribadi atau karena kebanyakan baca cerita dongeng? Yang saya tau, itu menyakitkan. Kenapa? Karena saya menikah dengan laki-laki yang pernah menikah dan sudah memiliki seorang putri cantik.

Generalisasi bahwa ibu tiri itu jahat adalah pemikiran picik, miskin hati dan kepala. Buat saya, bahwa ada ibu tiri yang berlaku buruk pada putra/i nya adalah kasus per kasus. Media sering menjadikan status sebagai judul atau bahkan lead dari sebuah berita. Mau contoh? Oh bisa : ibu tiri, janda, duda, anak gelandangan, anak terlantar dan lain sebagainya.

Sebagai orang yang pernah bekerja sebagai penulis berita, saya paham conflict interest itu ada untuk kepentingan seseorang atau institusi. Sudah ah, terlalu jauh.

Yang saya sesalkan, yang menulis pendapat itu adalah seorang perempuan (juga). Kenapa perempuan itu tidak bisa berpikir jernih, sehingga bisa melihat sesuatu dalam berbagai sisi. Seakan dia hanya hidup di dunia yang sempurna. Tapi, apa memang ada yang sempurna?

Bagaimana saya melihat ini tentu menjadi fakta unik. Karena hubungan saya dengan mei-mei sangat baik. Bahkan mei-mei meminta saya untuk menikah dengan bapaknya. Menarik bukan? :)

Saya berbagi kisah ini bukan untuk mendulang simpati, tapi agar kita sama-sama mengerti. Selamat hari Minggu kawan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 07 Mei 2013

Obat marah

Jogja - Pasti pernah dong marah sampe ke ubun-ubun, tingkat mega. Kalo marah aku di level ini biasanya sampe ga mau ngomong, bernapas dari dan keluar lewat hidung, dada berasa sesak plus badan berasa kuat (kebanyakan energi, bisa banting-banting tuh). Sama ga?

Kalau reaksi terhadap marah bisa berbeda pada setiap orang, apalagi cara ngobatinnya.. Hehehehe iya kan? Terus apa sih obat marah paling joss?

Aku punya sedikit cerita soal ini, diantaranya adalah ( cieehh )
1. ibuku biasanya kalo marah milih tidur.
2. Adikku yang paling besar pilih nonton kartun.
3. Adikku yang nomor dua biasanya milih olahraga.
4. Adikku yang terakhir biasanya milih jalan-jalan seharian.

Lalu gimana dengan aku? Biasanya aku pilih bersih2 rumah. Ya! Energi yang banyak ini harus disalurkan toh? Bersih-bersih aku anggap sebagai kegiatan yang paling bermanfaat. Hehehe.

So.. Let's be the one that can cure our self.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Biasanya

Biasanya aku adalah orang yang gampang memaafkan orang lain.

Biasanya aku adalah orang yang dengan mudah mentolerir perbedaan.

Biasanya aku adalah orang yang menerima orang baru dengan tangan terbuka.

Biasanya aku adalah orang dapat melihat berbagai kebaikan bahkan dalam keadaan tersudut.

Tapi sekarang aku sadar, ada " BIAS " di " BIASANYA"
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Another drama

Jogja - Dalam hidup ( ah.. terlalu berat ngomong hidup, kita ganti dengan keseharian aja ), sering kali kita ingin bahagia tapi kehabisan alasan. Wah kalau itu namanya memang ga bahagia... Kata orang-orang yang suka motivasi itu bilang bahagia adalah pilihan. Bisa jadi itu benar, tapi bagaimana bisa bahagia kalau keadaan tidak memungkinkan. Aku akan bilang itu menerima keadaan, pasrah! Bahagia saat susah adalah merasakan pasrah dengan perasaan yang tenang, santai, sedih, meringis terbelalak dan seterusnya.

Aku sendiri kalau menghadapinya ga bisa tuh merasa bahagia dalam kesulitan. Ougghh come on... Kalau ada kesulitan itu yang harus dicari kan solusi. Bukan melakukan selebrasi atas suatu kejadian. Aku pilih marah dalam kesulitan. Kenapa?

Aku lebih mudah berpikir ketika dalam tekanan. Buat aku itu justru memudahkan aku untuk berpikir. Lalu bagaimana dengan kamu?

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 16 April 2013

Keluarga baru melekat padaku..

Jogja - Kurang lebih sudah empat bulan aku menjadi istri, banyak hal menarik yang ingin aku bagi. Namun kali ini tentang menjadi anggota keluarga baru saja. Aku sama sekali tidak pernah menyangka sedekat ini dengan keluarga suamiku. Alhamdulilah perjuangan kami berbuah manis.

Abang adalah suami yang luar biasa baik, dia memberikan aku ruang seluas-luasnya untuk berinteraksi dengan keluarganya. Bahkan aku bisa bicara hati ke hati dengan Mbah Putri. Ya... Hebat ya? Suamiku, di usianya yang saat ini 39 tahun masih diberkahi seorang nenek.

Adik-adik sepupunya pun adalah orang yang luar biasa pandai. Terlihat dari cara mereka berbicara, berpikir dan bertindak. Aku ingin kelak anakku memiliki kualitas yang sama baik dengan om dan tantenya. Mereka ada buatku bahkan ketika aku merasa aku kuat dan tak mampu.

Akhirnya aku bisa dapat pernikahan yang aku mau. Dimana aku menikah bukan hanya dengan laki-laki pujaan hatiku, tapi juga dengan keluarganya yang luar biasa.


Satu minggu terlama

Jogja - Ditinggal suami dalam perjalanan pertamanya setelah kami menikah di 8 Desember kemarin memang benar-benar menguras energi. Bukan karena harus bersih-bersih rumah sendiri tapi karena rasa lelah tak bisa berbagi. Teman? Ohh tentu beda rasanya.

Aku rindu bau asap rokok yang kerap membuat pertengkaran diantara kami.
Aku rindu celana pendek butut milik dia yang aku benci setengah mati..
Aku rindu cara dia mengejekku dan tersenyum manja...

Rindu ini akan terbayar dalam hitungan jam. Dia berjanji akan pulang, kepadaku.

Kamis, 17 Januari 2013

MC Sharing Session #Akber #Samarinda

ME & Akberian ( panggilan member Akber )
Jogja - Beberapa bulan yang lalu saya pernah mengisi kelas Akademi Berbagi Samarinda. Saya baru ingat kalau saya belum menampilkan slide hasil begadang saya semalaman hehehhe. Saya sendiri masih belum percaya sampai sekarnag kok bisa bisanya diundang untuk ngisi kelas di AKBER. Bukan karena apa, tapi jam terbang MC saya juga ga banyak. Saya ini orang belakang layar yang kebetulan ngemc beberapa kali di event. Walau begitu saya bersyukur bisa bertemu para akberian dan belajar banyak dari mereka. Saya percaya walau saat itu saya yang mengisi kelas, mereka datang karena ingin belajar tentang MC (dari prespektif saya) sebenarnya saya yang belajar dari mereka. Semangat belajar yang luar biasa.

Kelas ini saya beri nama " MC Sharing Session ". Kenapa judulnya begitu? Karena saya ingin berbagi, bukan mengajari. MC bukan mengajari, karena itu masalah selera dan personality seseorang.Di kepala saya, kedepan, seorang MC sebaiknya segmented.  Untuk memberi kesempatan berkembang generasi berikutnya dan si mc itu sendiri... Buat yang berbeda pendapat, ya monggo.

Baiklah, mari kita mulai slide demi slide yang saya buat.


 


IDOLA









Seperti saya bilang, ini berbagi versi saya, berbeda? wajar :)

Semoga bermanfaat :) 

Rabu, 16 Januari 2013

Jangan Tanya Aku ini

Jogja - Pasti setiap orang pernah ragu saat akan menikah, terlebih menjelang detik-detik pernikahan. Sayapun pernah mengalaminya. #jujur Wajar saja rasanya bukan? It's a special moment, one in a lifetime. Tapi tolong jangan bertanya kepada saya mengenai keraguan saat akan menikah. Saya punya trauma yang mendalam soal yang satu ini. 

Beberapa tahun yang lalu saya mendampingi seorang kawan baik jelang hari pernikahannya, sebut saja mba cantik. Kenapa harus cantik? ya ealaahhh perempuan neeee. Nurut aja ya sama yang punya blog :)

Dari rapat pertama persiapan pernikahannya saya sudah ikut serta, pikir saya saat itu... Kapan lagi ni jadi panita nikahan, siapa tau nanti bisa jadi wedding organizer ( otak bisnis ). Saya lihat wajah mba cantik sangat antusias jelang pernikahannya. Bahkan dia sempat bilang kalau dia ingin pernikahannya lain dari yang lain. Wajar rasanya it's everybride dream

Di saat H-1 dia masih terus sibuk dengan persiapan pernikahannya, bahkan urusan venue masih dia urus. Pikir saya saat itu, busyeeet makan apa orang ini sebegitu kuatnya mondar-mandir. Padahal seharusnya dia sudah perawatan di salon dan tenang-tenang. Saya terus mendampingi dia, sampai tiba waktu magrib. Kami ada di salon dimana dia dijadwalkan untuk perawatan malam itu. 

Sambil menunggu giliran, saya pegang beberapa majalah fashion. Sampai akhirnya Mba Cantik sesenggukan, kalau biasanya orang akan mendekat, memegang tangannya lalu merangkul dan bertanya " Kenapa Mba? ". Maka versi saya bukan begitu, saya sambil baca majalah langsung nyeletuk 

" Drama deh, drama pra wedding ne... Please deh mba... " sambil ngelirik setengah hati, full ngeledek.

Bukan saya ga punya hati, komunikasi kami begitu dekat sampai basa-basi sudah hilang begitu saja.

Beberapa detik tanpa jawab, hanya suara isak tangis saja yang terdengar. Saya mulai bingung. Senyum dan atwa riangnya hilang, seakan dia orang asing buat saya. Wajahnya tegang, ketakutan seperti melihat hantu. Tapi tangisnya terus saja disitu, enggan menjauh pergi. Suasana hening pecah saat dia bilang.. " Keputusanku untuk menikah ini bener ga ya? "

Waktu itu saya masih naif, muda dan emosional. Saya pikir it's  a panic attack.  

" Ya ampun mba, ya pasti benerlah. Ini udah jam berapa? Kemaren-kemaren mantep kok. Ini mah cuma godaan aja. Biasa itu...Mantepin diri deh, hitungan jam ni ( jelang pernikahan ). Ga usah mikir macem-macem " jawabku dengan nada mantap sambil menepuk punggungnya.

" Udah gilirannya tuh, jangan sampe besok ga cantik... Harus segera masuk tuh, lingkar mata udah item mana ditambah mata bengkak lagi " godaku.

Mba Cantik tersenyum sambil bilang " Makasih ya.. "

Esoknya, dia jadi perempuan paling cantik dengan kebaya putih berjalan anggun memasuki masjid dan melangsungkan ijab kabulnya. Alhamdulilah semua berjalan lancar.

Saat itu saya bahagia karena saya ada waktu dia mengalami her moment of crisis  dan lolos... Tapi bahagiaku hanya ada disaat itu saja. Karena kurang dari enam bulan mereka sudah berpisah. Agaknya ada masalah dalam pernikahan mereka. Detilnya saya ga tau, ga ngurus juga soalnya.

Lalu saya berpikir bagaimana kalau keraguan malam itu adalah petunjuk dari Allah SWT ? Saya justru menguatkan dia untuk maju terus. Sebagai seorang kawan seharusnya saya tetap netral dan membiarkan dia yang memutuskannya sendiri. Saya terpukul, seandainya waktu itu.... Terlebih pada akhirnya saya tau kalau belum genap sebulan dari pernikahan mereka sudah memutuskan untuk pisah rumah. 

Sejak saat itu saya memilih diam kalau ada calon pengantin yang bertanya mengenai keputusan dia menikah. Berat rasanya... Sampai sekarang saya masih merasa bersalah kepada Mba Cantik. Semoga kehidupan sekarang berjalan lebih baik ya.. 




Perlukah bekerja setelah menikah ?

Jogja - Kalau pertanyaan tadi tentu jawabnya akan berbeda dari satu orang ke orang yang lain. Jawabnya pasti, tergantung :) Setiap pasangan pasti punya aturan main sendiri-sendiri, komitmen namanya. (sok tua ni.. ). Saya sendiri saat masih pacaran punya permintaan untuk tidak bekerja, karena ingin di rumah saja. Alasannya mau ngurus suami, lalu pacar (sekarang suami) bilang 

"Apa sih yang mau kamu urusin? Kebutuhan aku ga banyak kok ".

Dikepala saya saat itu adalah kenapa laki-laki itu menjawab dengan entengnya, seakan tanpa rasa. Padahal niat saya baik.

Saat ini saya paham kalau memang di rumah saja setiap hari tanpa pekerjaan itu membosankan. Sebagian akan bilang, kerja sekarang kan fleksibel, dari rumah juga bisa, udah ada internet bla bla bla. 

Ada beberapa hal yang bisa saya benarkan, tapi ini kan kasus perkasus. Ga bisa "pukul rata" gitu. Buat yang suka kerja dari rumah bisa saja dijalani dengan santai dan gagah jelita. Tapi bagaimana dengan saya? Seorang penyiar radio, yang biasanya bolak-balik ke studio selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir? Lalu saya yang sering bikin event off air, ada euphoria yang hilang. Saya biasa melakukan pekerjaan kreatif, bekerja dengan banyak orang, eksekusi keputusan di venue dan bahkan kadang sampai harus jadi tukang sapu ditempat juga merangkap mc. Harus diakui bekerja di broadcasting itu menarik, seakan ehhmmmm gimana bayanginnya.. Kalau kelamaan di mess dan lama ga pesiar (jalan2 ke kota), terus ada bis parkir itu kan kaya melambai-lambai, memanggil untuk naik dan pergi kan?  

Saya ga  bisa bilang kalau kehidupan menjadi ibu rumah tangga itu membosankan. Karena harus diakui, memasak untuk suami itu unik, menyenangkan dan ada kebahagiaan yang luar biasa besar. Saya merasa istimewa dan dibutuhkan. Rasa itu penting! Karenanya saya akan berusaha untuk tidak menggunakan jasa pembantu rumah tangga sekarang dan kelak di kemudian hari. Amin... Semoga istiqomah.

Kembali ke soal bekerja, i need it. Bukan hanya untuk uangnya saja, tapi juga kemampuan untuk kemabali menjadi diri sendiri... Saya orang radio, seminggu ga siaran aja kepala udah sakit. Apalagi sekarang, linu-lnu deh tulang hehehehe.

Hey JOGJA, Im here... come out, see and seek me :) 



Senin, 14 Januari 2013

Our Honeymoon Phase

Jogja - Orang bilang, kalau habis nikah pasti ada  honemoonnya. Ada yang bilang BALI is perfect place to go. Tapi ga ah, tempat terbaik adalah ketika bersama pasangan  ( yang bilang lebay, ga usah diterusin deh bacanya #kidding ). Saya bersyukur bisa honeymoon dengan budget yang ga berasa  sama sekali. Lho kok bisa? Bisa lah.... Sesampainya kami di Jogja, kami langsung masukin barang dari truk ke rumah. Setelah itu langsung ngungsi ke rumah Mbah di Diren, Brosot, Kulon Progo. Sambutan keluarga besar suami benar - benar luar biasa. Seperti di rumah sendiri saja. Alhamdulilah...

Pagi pertama di Jogja, abang langsung bangunin dan ngajak ke pantai. Ha??? Pantai? Emang ada (pantai) di daerah situ? Belom mandi udah diajak keluyuran. Baiklah :) xixiixix

Udara pagi bener - bener seger bener. Jar urang banjar " nyaman banar lah ".  Bau embun udara pagi, lalu bau gabah dari sawah yang sedang dipanen membuat semua terasa sempurna. Waktu itu uang di dompet cuma Dua Puluh Ribu, sempet mikir juga, bisa ga nih? Soalnya ga nemu atm BCA disana.. hiks. Jadilah deg-deg an sepanjang jalan. Takut uangnya kurang, tapi abang malah senyum-senyum aja. Sebel deh waktu itu.
Jengkel  langsung hilang berganti kaget setelah melihat ini
" Kok Jauh bener bisa sampe sini? " Itu yang pertama kali terpikir dikepalaku.

Kalau mau nyeletuk nyasar  bisa diketawain membabi buta sama cowo yang bawa motor ( baca  = Suami ). Nurut aja deh. Biar aja mau sampe mana kek ikut adjah...

Bingung jadi rontok setelah lihat ini :

Seneng banget, ternyata lagi panen :) Kompak banget para pekerja untu mengambil gabah mereka. Seru abis deh. Sekejap aku langsung terkagum -kagum akan kuasa ilahi, itu gunung merapi dari kejauhan :) 





Tertutup kabut seakan mau bilang jangan ganggu aku dulu... masih ngantuk  xixiixix keren ya.






Baru aku tahu kalau ternyata kami ke pantai Trisik. Keren banget pasirnya hitam. Kata abang pasir hitam ini karena pantai ini membawa debu dari merapi. 

Walau pernah tinggal di Jogja sebelumnya, saya malah belum ke Trisik, yang saya tahu cuma parang tritis sama depok dan glagah. Ini saat kaki kami bersentuhan dengan pasir pantai hitam itu. Yang banyak bulunya kakinya abang lo ya... xixixiixix

Di Pantai ini ada yang menarik, sempat bikin kami penasaran luar biasa saking okenya, yaitu.....

Sayangnya kosong dan tidak lagi terurus, padahal kalau masih ada, akan menjadi daya tarik tersendiri buat pengunjung disana. :( 

Balik lagi ke pantai aja...  


Pasirnya hitam,gelap dan kasar. Ombak disana juga tinggi sekali, waktu kami kesana mencapai lima sampai enam meter. weeeewww .... Keren kok, biaya masuknya juga murah kami bayar Rp. 2.000 untuk berdua. Heheheh ternyata uangnya lebih dari cukup :) 
Kami yang belum mandi 

Honeymoon ga perlu mahal, mewah dan identik dengan uang. 



 

Jumat, 11 Januari 2013

Keluarga itu bersama berbagi

Jogja - Bicara soal keluarga, tentu setiap orang punya versinya sendiri - sendiri. Saya sendiri punya pemahaman yang berbeda. Keluarga tidak ada urusannya dengan hubungan darah. Tapi lebih dari itu. Keluarga adalah ikatan batin antara satu dengan yang lainnya. Bisa saja seseorang mengklaim bahwa si A adalah keluarga bagi si B, tapi buat saya bukan begitu caranya. Harus ada kontribusi, hubungan mutual antara satu dengan yang lain. Kenapa begitu? Ya iya dong.

Setiap anggota keluarga pasti memberikan sumbangsih kepada yang lain. Bukan hanya materi, tapi juga perhatian dan cinta kasih. Belum lagi kalau saya harus hitung isi kepala, dimana masukan berupa nasehat (tanpa menggurui), pemikiran kritis, dukungan moril dan lain sebagainya. Kalau cuma mengandalkan hubungan darah, itu kuasa ALLAH SWT. Itu takdir, karena kita tidak bisa memilih hanya bisa menerima saja.

Bagaimana dengan anggota keluarga tambahan dengan ikatan perkawinan? Kalau soal yang satu ini memang gampang-gampang susah. Tapi kalau saya akan membuat hidup saya mudah saja. Jika ada usaha untuk masuk dan bergabung, maka harus dihargai. Namun jika tidak ada usaha sama sekali ya sudah... Biar saja tetap dalam lingkaran dan tidak perlu diarsir. Ada tapi tiada.

Saya sendiri baru memasuki tahapan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, menikah. Menikah di orang timur artinya menikah dengan seluruh anggota keluarganya. Sejauh ini masih aman dan baik saja, semoga seterusnya begitu. Saya kok yakin, kalau niat saya baik maka seluruh semesta alam ini akan membantu. Bagi yang malas berusaha, ya silahkan tanam saja keterpurukan silaturahmi. Tinggal di panen jika sudah waktunya. BERES


Rabu, 09 Januari 2013

Menikah Itu.... Rock n Roll :)

Jogja - Lha pasti bingung, kemarin Samarinda, Bontang dan sekarang kok Jogja? Yeeaah begitulah hidup :)
Mari di review, kami menikah di 8 Desember 2012, ke Jakarta untuk ketemu keluarga di 10 Desember dan tepat di 18 Desember kami pindahan ke Jogja.  Gitu aja kali ya ceritanya.

Saat pasangan lain punya honeymoon, kami justru berbeda... di  TRUK! xixixiix

Saat memutuskan untuk berangkat ke Jogja, kami justru kesulitan keuangan.!Memindahkan barang-barang ternyata ga semudah yang kami pikir. Biayanya ternyata bengkak dari yang seharusnya. Alhasil ilmu kepepet itu memang benar adanya. Kami berdua ke pasar induk! Yup. Kami cari truk yang platnya AB buat bawa barang-barang. sambil selektif tanya-tanya juga. Maksud hati biar kalem dikit, ternyata suami sama gokilnya.

Begitu masuk pasar induk kami muter di parkiran nyari truk idaman kami. ternyata ga ada. :( Bukan kami berdua kalo putus asa, langsung ke pasar. eh nemu plat AA ( temanggung) langsung deh tanya, " Pak,  balik kosongan ga? "

Ternyata memang jodoh, kami dicarikan kawannya yang memang mau pulang ke Jogja. Sebelumnya kami mengajukan syarat yaitu truknya bukan abis ngangkut buah- buahan yang lembek seperti tomat, atau justru truk yang bekas ngankut binatang. Kami pasang syarat itu bukan hanya karena kami ingin barang-barang jauh dari bau, tapi karena kami juga mau tidur disitu. Ya!

Ini truk yang membawa kami


Sudah jadi kesepakatan memang, bahwa apapun yang terjadi kami harus barengan. Bahkan jika harus tidur di belakang truk sekalipun. Kami bawa karpet, selimut, bantal dan juga logistik ( seperti kata sahabat saya. ga ada logika kl ga ada logistik ^-^  ). Ibu pertama denger soal rencana pindahan seneng banget, tapi waktu tau saya bakal ikut naik truk, ibu langsung saranin untuk naik kereta.  Pertamasih iya-iya aja. tapi begitu kami  naik truk, masuk cirebon baru telpon ibu. Ibu cuma heran betapa nekatnya anak perempuannya. Tapi karena  sama abang jadi ibu tenang. Abang juga sudah jelaskan kalau abang minta saya pakai kendaraan saja. Tapi saya yang memaksa.


Perjalanan kami termpuh benar-benar luar biasa. tidur di belakang truk benar-benar membuka mata. Bahwa kehidupan itu luar biasa, dan bahagia itu sederhana. Saya bahagia bisa memulai hidup baru dengan cara yang kami jalani. Kami mungkin tidak sempurna di mata orang, tapi buat saya.. kehidupan kami luar biasa.  Ini buktinya :)







Rabu, 02 Januari 2013

Wedding day 08122012 #The Day






Bontang – Hari pernikahan jadi masa paling penting dari semua persiapan sebelumnya, bride sama groom malah ga panik karena udah saling percaya dan yakin. Everything under control…It’s gonna be fine. Rasanya hari penting tanpa panic attack berasa kurang aja… hehehehe. Bukan ibu lo ya yang panik, Ibu justru fokus di dapur karena ibu tau kalanu semua orang sudah ada jobdesknya masing-masing. Bangga deh sama nyokap akan kepercayaannya yang luar biasa. Bayangkan saja, dari ngurus surat nikah ibu sama sekali ga campur angan. Kata ibu, itu harus aku sendiri yang urus. Udah ah jadi ngelantur…

Ibu dan para tante jadi juru masak, sementara bride sama tim pelaksana ( thanks to feri & cumi ) ngurus rundown dan setting tempat. Asal tau aja, sampai H-1 kami punya konsep tapi belom berani eksekusi.

08 12 2012, 07.00 wita

Kami sudah diberondong agenda yang luar biasa. Mulai dari ambil kebaya pengantin ( maklum belom jadi ) dan ibu yang belum jadi, ngedrop feri dan cumi ke venue, ngejemput perias dari Samarinda, ngejemput Mba Sari ( saudara ), Beli kopiah buat abang, ambil kotak angpao dan baju kemeja abang. Oh iya ada satu lagi… Cuci mobil #jegggaarrr

08 12 2012, 10.00 wita.

Keberangkatan jadi ngaret karena ternyata baju baru bisa diambil jam 10.00 wita, mba sari dan furri (perias) baru sampai jam 12.00 wita. Agenda pertama kami ngedrop feri dan cumi ke venue bersama perkakas event. Kami bawa mas kawin, seperangkat alat solat souvenie dan banyak lainnya xixiixix.

Padahal kami harus siap di venue jam 16.00 wita. Hahahha serba mepet. Akhirnya kami berangkat, nyari kopiah abang, peniti dan karet rambut baru deh ke penjahit. Ternyata baju buat ibu udah jadi, tapi baju resepsi aku masih belom. Katanya bakal dianter ke venue aja, mau marah juga buat apa juga marah... Karena penjahitnya masih keluarga juga, tapi santai aja pikirku.. karena baju akad kan udah di tangan, jadi kalau resepsi ga ganti baju juga ga papa.

Perlu diketahui hal ini terjadi bukan karena saya, miss of preparation gagal melaksanakan pekerjaan, tapi karena human error yang terjadi pada para vendor.
Kami masih punya waktu sisa, kami putuskan untuk cuci mobil. Karena ga enak aja acara nikahan kok mobilnya kotor. Mobil khusus pengantin ga ada, karena manten laki-laki merangkap supir. Pernikahan paling ngawur deh, walau begitu kami tetap berdua terus. Biar apa kata orang, yang katanya pengantin harus anteng, ga bisa kami ikuti. Harus hajar terus dong.

08 12 2012, 12.30 wita

Kami otw ke hotel, mba Sari dan furri udah dijemput dan mereka siap diboyong ke hotel. Sementara di rumah kegiatan masak memasak masih berlanjut terus. Sampe hotel kami baru sadar kalau belom ada yang makan siang. Akhirnya aku sama abang ke rumah buat ambil makan siang. Padahal itu udah mepet banget waktunya. Sampe hotel kami semua makan dan langsung make up. Abang pilih tidur aja karena ngantuk berat.

08 12 2012 15.30 wita

Make up aku selesai, tinggal para ibu yang belum. Padahal acara sudah harus dimulai di jam 16.00 wita. Aku percaakan semua ke feri dan cumi yang sudah ada di venue. Aku kirim semua nomor saksi dan penghulu untuk di servis sementara kami menuju kesana.
Alhamdulilah lancar, walau ada beberapa yang pada bingung sendiri dan akhirnya rese banget jadinya. Langsung aku telpon dan bilang “ Semua urusan yang berhubungan dengan acara bisa kontak langsung ke FERI, dia managernya!”
Peranan FERI sangat penting diacara ini, dia yang atur setting tempat, eksekusi rundown dan urusan resto. Saking repotnya, dia ga sempet dandan maksimal :) Ini kegiatan FERI di belakang layar.

08 12 2012, 16.30 wita

Kami rombongan sampai di venue, langsung menuju ruang VIP dan melangsungkan akad nikah. Ga ada acara seremonial pantun-pantunan atau adat apapun itu. Begitu dateng, langsung masuk ruangan duduk dan akad. 



Bener - bener preman banget. Konsepnya jelas, aku mau serba praktis dan homey. Masuk rumah ga ada kali pake upacara aneh-aneh. Assalamualaikum sudah mewakili semua. Itu yang lebih penting.









08 12 2012, 19.30 wita

Saatnya makan-makan :) Terserah yang mau bilang resepsi, syukuran atau walimah... Semua maksudnya baik. Aku hanya mencairkan saja.. Makan malam bersama dalam rangka pernikahan kami berdua... enjoy the pictures 



no kursi.. lesahan only

Makan bersama ala akur :) 

para tamu

ki - ka : Mba sari, riska, Hengki, Rendi & Didin 
Beginilah pernikahan ala kami.... Terimakasih dukungan sahabat dan keluarga :)

Wedding day #The Journey Part 2


Sebelum sampai ke postingan tentang hari H, ada yang menarik dari pernikahan ini. Apa itu? Tunggu dulu hehehe.

Dalam pernikahan ini aku mengajak beberapa teman untuk ambil bagian. Konsep awalnya, aku ingin pernikahan yang kesannya homey banget. Mereka bsia santai dan makan bareng sambil ngerayain pernikahan kami. Jadi ga pake acara jaim-jaim gitu. Semua yang datang adalah keluarga! Bukan hanya keluarga yang terhubung dengan ikatan darah, tapi juga keluarga karena kami memang berinteraksi lama. Para tetangga dan kawan-kawan bisa datang sambil bernostalgia.

Aku membuat susunan luar kepala,

Ada Feri yang jadi Area Manager, Cumi sebagai Asistem Area Manager.
Mba Whana dengan kerjaan penting MC.
A’ Uchin yang ambil bagian jadi Dokumentasi.
Dian & Atila sebagai resepsionis J
Dan pastinya RENDY, adikku sebagai supporting Unit.

Sebisa mungkin kami tidak ingin merepotkan keluarga yang lain. Alhamdulilah ada jalan, Abang dapet pinjeman mobil dari temannya selama abang di Kalimantan Timur. Bantuan ini sangat bermanfaat, bayangkan saja, kalau ngerental mobil selama limari udh kena berapa tuh? Makasih mas BUSAP :) Sementara untuk di rumah ada bantuan dari Pak HAJI. Bantuannya  antar makanan dari rumah ke venue dan transport saudara- saudara. Sementara kakak dan adik-adikku semua pakai moor masing-masing. Ga ada yang istimewa kok. Serba gotong royong, Alhamdulilah bantuan mengalir terus seakan ga berhenti. Alhamdulilah….

Semuanya adalah teman dan saudara terdekat, jadi memang konsep awalnya gitu. Berasa homey banget deh. Yuukk ke kronologi yang juga penting…

Mempelai pria dan keluarga sampai di Bontang di Hari Kamis, 6 Desember jam 23.12 wita. Abang ke rumah sebelum ke hotel, ketemuan dulu sama keluarga dan chit chat sebentar. Dari wajahnya ada yang aneh, seakan ada yang berbeda. Tapi  aku pilih diam dan tutup mata saja. Yang penting pernikahan ini akan berjalan. Sampai akhirnya abang bilang ke Feri untuk ngobrol sama aku setelah dia ke hotel.
Dua jam kemudian Feri cerita dan bilang kalau cincin nikah ketinggalan di atas lemari.. di JAKARTA! Hatiu langsung campur aduk, marah luar biasa, nangis ga berenti. Aku telpon dia sambil marah-marah, dia diam dan bilang minta maaf. Aku berpikir keras untuk mengirimkan cincin itu, dikapal udah kebayang bakal kirim pake cargo di bandara. Aku Cuma tidur 1 jam malam itu, itupun dipaksa sama adikku, Rendy. Yang tau masalah cincin itu cuma aku, feri dan rendi.

Abis solat subuh, aku dan Rendi ke hotel buat bikin perhitungan sama abang. Nangis sejadi-jadinya aku saat itu. Di kepalaku saat itu adalah berpikir gimana caranya cincin itu bisa sampai sebelum akad nikah. Ternyata memang ga mungkin, karena di rumah abang ga ada yang bisa ke bandara! Saat itu aku benar-benar marah besar. Bagaimana mungkin persiapan pernikahan udah oke banget aku susun ehh malah cincin ga kebawa. Aku takut mengecewakan ibu saat itu. Jadi syaratnya adalah.. Abang dan Ibunya harus mengahdap ke Ibuku dn menyatakan permintaan maaf. Mereka menyanggupi.

Jam 8 pagi mereka ke rumah, Ibu bicara empat mata sama abang. Solusinya saat itu adalah beli cincin baru saja. Tapi ibu bilang “ udahlah… itukan Cuma biar dilihat orang aja. Yang penting Ijab kabulnya “ WEEEWWW KERENKAN NYOKAP GUE  !!!

Lega banget aku saat itu, walau kata abang Ibu memang ada kecewa tapi langsung move on. Alhamdulilah.. Kami langsung fokus ketujuan berikutnya.. KUA! Lho kok KUA? Pada heran ya? Hehhe Berhubung Abang baru dateng hari Kamis, ada beberapa berkas yang harus ditandatangani sebelum pernikahan dimulai. Jadilah kami ke KUA BONTANG UTARA. Begitu turun dari mobil, hp aku langsung bunyi.. “ Assalamualaikum mba herning?” suara laki-laki terdengar

“ Waalaikum Salam pak… Maaf dengan siapa ini? “ Jawabku tenang.
“ Dari KUA mba, mau tanya ni kapan bisa datang? Ada berkas yang harus ditandatangani” kata bapak itu ramah.
“ Saya kurang 10 langkah lagi pak, ini sudah di depan kantor Bapak “ sahutku riang.
Deg-degan banget ketemu Bapak Suda’I, Kepala KUA Bontang Utara karena aku menikah tanpa Bapak. Singkat cerita Bapak tidak datang. Pikirku pasti aku akan di wawancarai panjang, dan ditanya detil mengenai alasan wali nikah wajibku itu. Alhamdulilah ga terbukti tuh, dia tenang sekali dan bertanya
“ Bapak datang? “
Aku jawab  “ Ga pak karena… “ belum sempat aku selesaikan kalimatku dia langsung bilang
“ Ya sudah, saya tulis berhalangan hadir karena jauh saja “ tangannya sambil mencoret dan contreng beberapa item.

BK VIEW

Setelah abang menandatangani beberapa berkas, kami dipersilahkan pulang. Alhamdulilah… tidak sesulit yang aku bayangkan. ALLAH SWT MAHA HEBAT ^_^ Allahuakbar…

Kami balik lagi ke mobil dan memutuskan untuk jalan –jalan sebelum pulang ke rumah. Aku putuskan untuk ke Bontang Kuala. Lumayanlah ngilangin stress sebentar, ini perjalanan kami ^-^
BRIDE & GROOM

Our lil sis :) RISKA


BK
Pelajaran yang di dapat pagi itu adalah… Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya.

Selasa, 01 Januari 2013

Wedding Party 08 12 2012 #The Journey

Bontang - Membuat persiapan pernikahan memang gampang-gampang susah terlebih di Bontang (menurutku). Eits.. bukan karena di Bontang tempatnya jelek, hanya saja saya punya konsep yang berbeda dibanding dari orang kebanyakan. Saya mau pernikahan yang punya kesan eksklusif, elegan tapi tetep homey namun juga harus ada sentuhan tradisional dan harus praktis

Yuukk kita runut persiapan pernikahanku kemarin :

1. Souvenir.
Souvenir sebenarnya ga mutlak dalam sebuah pernikahan, hanya saja setiap orang yang punya hajat rasanya ingin memberi kenang-kenangan kepada tamu sebagai wujud penghargaan.

Sebenernya pengen kasih souvenir ala kaltim. Tapi susah sekali, karena ga ada yang bentuknya seperti saya mau Pengen punya yang unik tapi klasik, plus ga boleh mahal... hehehehe Bukan pelit, tapi budgeting di pernikahan itu penting banget lo... Proses mencari souvenir dilakukan selama berminggu-minggu, sampai akhirnya pilihan jatuh kepada....

          
Bagian Atas
Loro Blonyo
Ya.. Ini adalah pilihanku, entah artinya apa... Tapi ini buatku mengingatkan bahwa ini adalah pernikahan. Udah jarang banget orang memilih loro blonyo, biasanya org akan pilih handuk, gelas, lilin dan lain-lain. Ini juga asik kan? Unik juga. Sebenernya bahan aslinya itu gerabah, tapi karena perlajanan jauh dan riskan, aku minta diganti bahan dasarnya... Alhamulilah bisa dan jadilah berubah jadi nyamplung ( bahan pensil). Kalau ada yang nebak bikinnya di Jawa, anda benar... 

Ini dibuat di JOGJA. Souvenir ini dipesan sejak 29 September 2012, jadinya baru pertengahan November.
Kenapa lama? Lagi banyak pesenan katanya, tapi alhamdulilah sebelum hari H udah beres.

Maaf saya ga bisa rekomedasiin vendornya ya... you know what i mean do you?

Oh ya dalam pernikahan kami ada dua souvenir, yang pertama ya loro blonyo tadi, trus yang limited edition ada dari mempelai pria...
CARDS

Berhubung suami adalah atlet bridge dari Banten, maka ini pilihan dia. Kartu ini hanya untuk kalangan terbatas, yaitu para pemain bridge maupun pengurus.

2. Undangan

Kita beralih ke undangan... Berbeda dengan kebanyakan, konsepnya kemarin adalah go green. Undangan ga boleh dari kertas karena ga bermanfaat alias cuma bakal jadi sampah. Intinya ga nyampah!

Depan
Belakang
Sekarang kan banyak undangan yang bervariasi, mulai dari kipas, tempat tisu dan      lain-lain. Tapi pilihanku jatuh pada.... TAS!                

Bermanfaat kan???              ^_^      

Kalau yang ini bisa direkomendasiin liat aja blog masnya ini linknya :)        




3. Venue
Mencari venue memang gampang-gampang susah, harus dipikir bener-bener. Budget, akses dan kenyamanan seakan menjadi rantai yang tak boleh terlepas.

Tadinya aku sama suami suka banget sama Resto Bontang Kuring tapi karena waktu itu mereka belum pernah mengadakan pernikahan disana dan belom jodoh aja kali ya jadi aku putuskan untuk banting setir. saat itu beberapa opsi adalah Hotel Akbar, Hotel Equator dan beberapa tempat lain. Sebenernya bagus aja sih, cuma aku males ngedekornya. Aku pengen tempat yang udah jadi, tinggal pake aja dan jadi! Sampai akhirnya perjalanan panjang berhenti di Gudeg Bu Harman.

Foto ini diambil waktu surei dimalam hari, jadi maaf aja kl gambarnya agak kurang bagus ya....

 Cozy banget kan? Ga ada yang perlu diotak-atik dari venue ini. Nuansanya coklat, just perfect.

Managernya, Dani enak banget diajak kerjasama. Dia paham banget sama yang aku mau. Menu yang jadi pilihan adalah yang bener-bener aku suka juga. No fast food, traditional only. Daging ga ada disini.. adanya sayur asem, ayam, bebek dan gudeg. Minumannya juga teh, jeruk dan air putih. Bener-bener ala makanan rumah. Asiknya lagi, boleh bawa makanan dari luar, asal menunya beda dengan yang mereka punya.



Me At pendopo

Tempat yang cantik, manager dan crew yang ramah, super nyenengin deh... Well Recomended banget.

Dapet tempat ini berasa surga banget, karena suasananya oke dan harganya juga menawan hati :)

Apakah saya mempercayakan acara 100 persen pada mereka? Liat postingan yang berikutnya ya...