Kamis, 16 Agustus 2012

Marahku berbuah

Samarinda - Marah memang bukan hal yang baik, yang paling berasa pertama kali adalah badan terasa panas, jantung berdegup lebih cepat karena darah langsung naik cepat. Buat saya yang ga bagus itukan marah yang membabi buta. Kalau terorganisir masa iya sih ga boleh?

Dalam hitungan kurang dari dua jam saya baru saja melakukannya. Kali ini gara-gara ada penyiar yang menyatakan diri tidak mampu siaran talkshow. Dia bilang  fifty-fifty, buat saya tidak yakin itu ya tidak bisa, tidak mampu!

Saya langsung naik darah dan bilang " Kalau begitu kamu ga  bisa! Semua-semua ga bisa, Bisanya apa ni!

Dia langsung diam dan kehabisan kata-kata dan kaget. Mungkin baru kali ini dia melihat saya benar-benar marah.Langsung saya tinggalkan ruangan dan memilih ruang tamu sebagai tempat berlari.Marah sekali melihat SDM yang sudah diberi kepercayaan program baru malah mengecewakan dengan gagah jelita, dikepala saya (saat itu) dia adalah sampah!

Tak lama waktu berselang, dia menghampiri saya yang sedang marah dan meminta maaf sambil bilang
" Saya akan coba, saya  takut bikin malu mba, makanya saya ragu-ragu "

Buat yang membaca atau orang lain bisa dibilang itu bisa dipahami, kalau buat saya itu penghinaan! Kok gitu? Jelaslah, it's crystal clear  bahwa dia meragukan kemampauan saya menilai sdm yang saya miliki. dia meremehkan kemampuan saya untuk melakukan analisa! Artinya dia meremehkan saya! Siapa dia sampai bisa bilang begitu? Orang akan bilang saya keras kepala, sombong dan keras hati, tapi coba deh direnungi lebih lagi, apa saya salah?

Apapun yang saya rasa sama sekali tidak penting karena akhirnya siaran talkshow tetap berlangsung dengan penyiar yang sudah dijadwalkan. (NINK)

Rabu, 15 Agustus 2012

Wedding invitation DRAMA

Samarinda - Saat merencanakan pernikahan pasti yang paling penting adalah jumlah undangan. Ketika  mensortir undangan beberapa hari yang lalu, saya sempat beradu mulut dengan ibu. Karena mengurus undangan ini sangat sensitif sekali. mengingat begitu banyak orang yang penting dalam kehidupan kami sekeluarga. Layaknya keluarga besar tentunya ingin berkumpul dan merayakan momen spesial ini, terlebih saya adalah anak perempuan satu-satunya dalam keluarga.

Budaya orang timur ini yang harus saya kikis dan megosiasikan. Saya ingin pesta pernikahan saya lebih private & intimate hanya orang-orang terdekat dan saya kenal betul yang ingin saya temui disaat spesial itu. Berdebat pasti lah itu saya bahkan berpikir kalau ibu saya terlalu kaku dan ingin mendominasi. Huffttttt sempat marah itu jelas. Saya putuskan hanya ada 50 orang yang diundang, Ibu saya geleng-geleng kepala. Bagaimana mungkin kalau hanya 50 orang? Mengingat jumlah keluarga dan jumlah teman-teman saya yang banyak (menurut ibu).

Kalau orang panik pasti bicaranya ngawur,  ya memang begitu ibu saya malah sempat bilang

 " Ibu ga yakin kalau 50 orang itu cukup, pasti lebih. Kamu sih kebanyakan teman "

Ngeri juga ni dengernya seakan-akan berteman banyak tidak boleh, emosi sekali saat itu. Mau marah, saya tidak sampai hati. Saya paham benar perasaan ibu saya. Saya pilih diam dan menahan napas, awalnya saya pikir itu akan menahan airmata, ternyata malah makin deras xixiixixixi

" Ya sudah, sekarang kamu atur baik-baik. Ini kan acara kamu " Suara perempuan itu terdengar lembut di telinga dan hati saya. :)

Akhirnya kami menemukan jalan tengah bagi masalah ini. Mengatur pesta pernikahan ini sangat menantang adrenalin, menguras emosi habis-habisan. Alhamdulilah..  :) 

Counting down the days

Samarinda - Kepala ini penuh rasanya dalam seminggu terakhir ini, ingin sekali menulis di blog ini tapi BINGUNG! Orang bilang ini wedding madness. Bener banget kata orang, kalau soal pernikahan semua yang gampang jadi rumit. Saya sendiri baru sadar kalau dalam kurun waktu kurang dari 4 bulan saya akan menikah. WOOOWWWWW bentar lagi.

Banyak yang aneh, saya ini adalah orang yang dikenal organize and of course well planned!  Tapi apa yang terjadi saudara-saudari.... Bahkan tempat melaksanakan ijab kabul saya belum punya! Masih bingung ni, tempat belum ada niatan mencari udah ada sih... Undangan? hehhehe ini juga belum terpikir. Sukses deh pokoknya, sukses ngawurnya.

Sangat kontradiktif, bagaimana mungkin seorang Herning berlaku bodoh seperti ini. Tapi bagaimana lagi? Keasikan dalam kesibukan sendiri memang membutakan. Alhamdulilah saya sudah ada gambaran undangan dan juga tempat pernikahan nanti. Konsep undangannya adalah bermanfaat, yang jelas bukan kertas. Saya ingin menerapkan konsep GO GREEN dalam pernikahan kami. Begitu juga dengan souvenirnya, harus bermanfaat (tapi bukan juga yang cheesy ).

Betapa hebatnya jaman ini, semua serba internet. Jelas ini memudahkan calon pengantin seperti kami. Tinggal klik dan beres. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja, my wedding day gonna be perfect as i expected ^-^
Walau sekarang lagi asik mikirin pestanya, sebenarnya saya sedang berpikir juga tentang pernikahan kami kelak. Amin. 

Terimakasih sudah menyediakan waktu untuk membaca blog  ini, feels good sharing with you