Senin, 22 September 2014

Apa yang kamu lihat dari pesta pernikahan?

Jogja - Sering datang ke walimah pernikahan membuat aku makin teliti memperhatikan sekeliling.

1. Pengantin pria, wajahnya mencerminkan pikiran dan hatinya. Ada yang bahagia luar biasa, ada juga yang bahagia namun pikirannya menerawang, atau cenderung tenang. Aku lebih suka melihat pengantin laki-laki (bukan karena ganjen), diwajahnya tergambar jelas suasana hati dan pikirannya. Kalau yang perempuan sudah jelas, biasanya dia bahagia nian (kl nikah ga dipaksa lo ya). Bagaimana tidak? Dia adalah perempuan tercantik di perhelatan yang dia buat.

2. Tampilan Tamu undangan.
Aku suka mengamati dandanan para tamu. Ada yang saking ingin memeriahkan acara, eh dia dandan paling meriah. Malah ada yang lebih mencolok dari pengantin perempuan. Wah, kalau ini keterlaluan namanya. Hehehe. Itulah kenapa, kalau nikahan keluarga, aku selalu bertanya dress code yang akan digunakan mempelai dan keluarga. Salah2 nanti terlalu high, atau parahnya... Baju yang aku pakai bisa sama atau senada dengan panitia atau petugas catering hehe.

3. Venue
Aku jatuh cinta dengan garden party. Suka banget yang serba outdoor. Tapi digedung boleh jugalah. Banyaknya ornamen menjelaskan selera dari keluarga perempuan ( biasanya yg ribetkan yang perempuan).

4. Makanan
Paling suka kalau ada makanan tradisional yang disajikan disana. Ga melulu daging-dagingan. Ikan asin masuk menu juga asik kok. Jajanan pasar juga enak, Konsep pesta sekarang memang sudah bergeser. Lebih fleksibel Xixixi

5. Obrolan sekeliling.
Rumpi banget ya aku? Yang aku suka dari acara pernikahan adalah, bisa keliling venue. Aku kurang suka ada disatu tempat. Berputar tempat jadi menarik buatku. Pasti disana ada orang yang memuji atau mengkritik tuan rumah.


Kalau kamu? Apa yang kamu perhatikan dari sebuah pesta pernikahan?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Wedding on top of everything?

Jogja - Siapa sih yang ga kepingin punya pesta pernikahan yang sejuk, indah bahkan semarak? Tentu tiap pasangan menginginkan hal yang sama. Tapi kalau sudah bentrok dengan kondisi keuangan, masa iya mau tutup mata?

Kondisi masing-masing pasangan kan beda, jadi ga bisa pukul rata. Ada yang memang punya kemampuan untuk lebih, ada pula yang sebaliknya. Lalu peran keluarga apa?

Keluarga ya mendukung, ga harus materi. Malah kalau bisa, jangan keluar materi. Itu akan membuktikan kesiapan mempelai. Bagus aja kan?

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Minggu, 21 September 2014

Social Media Buat Hepi Hepi Aja.

Jogja - Social media, siapa sih yang ga punya? Macemnya sekarang makin banyak, jadi makin ramelah.

Namanya socMed pasti ada timeline dong. Mood bisa berubah sesekali ada TL yang ganggu. Mulai dari yang kerjaannya ngeluh terus, (seakan dunia cuma berputar di dirinya sendiri) walau ga salah juga sih. Atau adalagi yang kerjaannya nulisin doa-doa pribadi yang dipublish, belom lagi sumpah serapah. Nah... Kalau nemu model begitu dan aku udah diluar batas ambang kesabaran, maka pilihannya adalah... HAPUS & BLOCK.

Biasanya yg di block suka ngambek, marah bahkan block balik hehehe. Sesekali nyadar kenapa sih? Statusmu menggangguku! Gitu aja sih.. Xixixi Mau sensi ya silahkan. Biasanya sih aku ga pandang bulu, kadang bukan cuma temen, sodara. Juga bisa aku block. Jadi ga usah ngenes sendiri.

Aku ga peduli lo, silaturahim bisa dilakuin dimana aja kok. Kalau memang di socmed ga bisa, ya dikehidupan nyata aja. Itupun biasa-biasa aja. Ga usah terlalu drama.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sabtu, 20 September 2014

Bapaknya si...

Jogja- Pernah denger seseorang ibu ketika ditanya soal sesuatu dan dia menjawab " sebentar aku tanya bapaknya anak-anak ya?" Atau "ga tau tuh bapaknya si ( nama anak) ? " Buat yg sudah ya udah, yg belom ya tunggu aja hehehe...

Aku sebenernya sebel kalau ada yang melakukan itu. Seakan menjauhkan atau membuat si bapak "ekslusif". Paling geregetan kalau ternyata si bapak yang dimaksud adalah saudara atau sahabat. Biasanya ibu-ibu melakukan ini tanpa sadar. Kalau aku menilainya ini adalah tameng. Ya! Tameng! Seakan ingin membuat benteng tebal, bahwa suaminya, bapak dari anak-anaknya adalah orang yang berbeda bukan orang yang sama.

Bagaimana rasanya kalau itu terjadi pada kita? Si bapak adalah saudara/sahabat kita. Lalu si istri bilang "ga tau tuh bapaknya (nama anak)". Menurutku ini adalah kalimat buntu. Dia membuat blok seakan, kita sudah tidak bisa lagi membuat akses ke saudara/sahabat kita.

Ga tau ini warisan dari mana, tapi... Hal ini kerap terjadi dilingkungan kita atau bahkan bisa jadi kita juga melakukan hal yang sama? Nah lo... Aku berusaha sebisa mungkin menghindari ini. Kadang kalau di komplek ada yang tanya " Keenan sama bapaknya mba? ". Selalu aku jawab "iya tuh, sama Mas Budi".

Bapaknya si (nama anak)... Itu fungsinya mungkin sebagai kata ganti orang ( walau selama belajar bahasa indonesia belum pernah aku diajari itu ). Aku risih juga mendengarnya. Bagaimana rasanya kalau kamu seorang ibu dengan anak laki-laki yang sudah menikah dan punya anak. Lalu menantumu berkata " ga tau tuh bapaknya si (nama anak)?"

Piye jal perasaanmu?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Kamis, 11 September 2014

Kemerdekaan Rahim

Jogja - obrolan singkat dengan suami kadang bisa menjadi hal yang besar ( in a good way ).

Dulu waktu menikah, suami bertanya. " Kapan kamu siap hamil?" Aku jawab enam bulan setelah menikah. Dia mengamini. Setelah Keenan lahir, dia bertanya " Apa masih mau hamil lagi? " Aku jawab mungkin. Dia lalu menjawab " ya sudah, sesiapmu saja"

Dia menjelaskan, sebagai laki-laki dia tidak ingin egois. Hamil memang kodrat perempuan. Karena dia menghormati itu pulalah maka dia memberikan kebebasan kepadaku kapan ingin hamil. Itu semua karena aku yang merasakan. Memastikan aku ada di kondisi siap lahir dan batin itu penting. Supaya aku nyaman dan janin yang tumbuh bisa dalam keadaan serta suasana yang apik.

Aku tidak hendak membandingkan dengan perempuan yg diminta hamil oleh pasangannya. Karena disanapun ada pilihannya. Sungguh beruntungnya aku memiliki suami yang moderat.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!