Rabu, 25 April 2012

Jenis Marah #ninkversion

Samarinda - Saya bukan pendendam. Hanya saja, memaafkan seseorang bukan hal mudah buat saya. Karena itu semua perlu proses, kadang sebentar tak jarang pula butuh waktu lama. Saya biasa mengkategorikan kemarahan menjadi beberapa jenis :
  1. Marah kepada keluarga dan orang tercinta. jenis kemarahan ini bukan membabi buta, biasanya masih bisa saya tolerir atas nama keluarga. Bahkan adik saya pernah memohon kepada saya untuk memaafkan kesalahan anggota keluarga yang lain. Anda pernah mendapati posisi seperti saya? Pasti rasanya ga karuan ya? Berasa hidup kok ga bebas banget. 
  2. Marah kepada rekan kerja. Saya adalah orang yang mempunya high expectation kepada tim saya. Mengukur mereka atas nama kemampuan jelas bukan alasan buat saya. Bagi saya, dimana ada kemauan disitu ada jalan.Kenapa saya bilang begitu? Potensi itu ga dateng sendiri, tapi digali lewat cara berpikir dan proses kehidupan. Please deh jangan bilang kalu itu semua soal umur. Umur ga ada urusannya soal potensi. 
  3. Marah pada diri sendiri. Kondisi ini biasanya saya alami ketika saya tidak bisa menemukan solusi ketika terbentu kepada kenyataan bahwa kedua jenis kemarahan diatas tidak bisa teratasi dengan baik. Berasa dikutuk kalau sudah begini. MIRIS TRAGIS !
 Bagaimana dengan anda? Bisa  kasih contoh lain??

Selasa, 24 April 2012

Dialog Perempuan “ Kartini Masa Kini, Makin Percaya Diri & Mandiri “ 22 April 2012, Samarinda

Dari kiri -kanan ; Atila, kak Erni , Ita, Risa Amrikasari, Bu Nora, Bunda, and me

Alhamdulilah event Dialog Perempuan “ Kartini Masa Kini, Makin Percaya Diri & Mandiri “ 22 April 2012 akhirnya selesai sudah… ^_^

Rasa bahagia terbayarkan setelah sukses jadi perempuan gagah jelita J hahahha…

Mari kita tilik ke belakang soal pembicara yang aku pilih… RISA AMRIKASARI
Dari namanya aja udah keren kan brader dan sista? Yup, she is stunning in person :) Bisa geer ni orangnya kalo baca… yeaahh what ever 

Semua berawal dari perkenalan di twitter yang bikin aku yang tadinya penasaran jadi gandrung sama perempuan ini. Sekian lama lihat cool twitnya akhirnya semua jadi terasa mudah dan ringan. Kenapa coba? Mudah saja Seorang Risa membuat aku merasa makin kuat dan berani. 

Dulu sempet galau karena dibilang perempuan keras kepala, setelah kenal mba Risa aku jadi tahu bahwa aku bukan perempuan keras kepala… YA! Karena aku adalah perempuan yang tau apa mauku dan paham dengan apa yang aku jalani dan tuju.
Buku Risa Amrikasari
Setelah berasa jadi perempuan yang “seharusnya” maka aku putuskan untuk melakukan banyak hal untuk bisa mengenalkan seorang Risa Amrikasari kepada lebih banyak perempuan. Orang pertama yang jadi korban adalah Kak Erni, teman sekerja yang kemudian menjadi kakak perempuan tempat aku bertanya segala hal. Rupanya dia juga jatuh cinta dengan Rose Heart ( nama pena Risa Amrikasari ), kami berkoalisi (jiaahh bahasanya boo.. ) untuk melakukan segala macam cara untuk mendatangkan idola kami itu.

Dalam waktu sekejap aku buat proposal itu, dengan harapan bisa berhasil dalam waktu cepat. Kami mulai edarkan proposal itu sejak 10 Maret 2012, ditolak orang pada kali pertama justru membuat kami makin semangat. Bukan berarti kami hebat, sekali dua kali ditolak masih semangat memang tapi setelah sampai ke angka belasan, ya lemes juga. Jujur aja sih, ngapain bo’ong? Kantor ga ada ngeluarin dana sama sekali. Kami dimodali kertas, komputer sama printer dan beberapa kontak orang yang bisa dimintai bantuan untuk event ini.  Kaget? Jangan salah selama tujuh tahun di radio memang ini yang aku alami. Tapi toh kami cuek aja tuh, pasti ada jalan deh.

Awalnya semua ngambang dan akhirnya stabil, grafik makin bagus pada H-18 sampe akhirnya para sponsor mundur satu – satu. Sebel? Jelas ini yang dirasa, kepala mulai senut-senut emosi mulai naik. Sampe naek darah tiap ada yang nanya “ gimana perkembangan event mu?” Rasa mau ditimpa aja deh. Udah ga bantu apa-apa, eh berani nanya. Dukungan moril sama sekali ga diperluin saat  itu, duit aja deh yang penting. 

Perusahaan yang di tawarin buat kerjasama malah  proposalnya sama sekali ga ada progress. Alesannya konyol, atasannya belom baca katanya. Gila aja, proposal udah dikasih sebulan kok ga ada kabar? Emosi kan lo sama birokrasi? Rasanya pengen potong kompas, seandainya bisa. Untungnya sponsor utama tetep setia, cuman tetep kurang. Biaya besar masih kami perlukan. Bahkan kami ga berani mikir profit, yang penting jalan. Sampe akhirnya modal nekat itu berbuah manis pada H-10. Bantuan dari donatur mengalir, walau nominal ga seberapa tapi kepercayaan mereka ga boleh di sia-siakan. ACARA HARUS JALAN! SHOW MUST GO ON !

Modal nekat langsung kami urus semua persiapan perjalanan Mba Risa dan akhirnya kepala mulai ringan. Ternyata yang bikin nyesek adalah ketika ada keinginan besar and no action at all. Giliran udah dilakoni, mulai berasa enteng kok.

Sampe H-3 event, kami masih berpikir bahwa kami belum bisa bayar crew/panitia, stress sih iya.. Yang dikepala adalah bagaimana kami bisa bertahan lewati ini semua, sampe akhirnya sebuah produk menghampiri dan datang kepadaku. Mereka regenociate, sampai akhirnya aku setuju dengan kesepakatan separuh harga. Memang belum lega saat bernapas, tapi paling tidak aku masih bisa bernapas walau tersengal. Prinsip kemarin adalah.. HAJAR!!! Ini bukti nya ..

Our Spanduk


Lompat ke hari H aja ya.. biar cepet, karena aku yakin kalian ga perlu tau lamanya perjalanan samarinda – balikpapan berapa tikungan yang aku lewatin dan apa yang aku liat di jalan. Hehehehe

Sampailah aku ketemu Mba Risa & Mas Dwi di Bandara Sepinggan. Keduanya memang orang yang ramah dan nampak benar pandai. Jadi berasa bangga sekedar berdiri di samping mereka ( berlebihan ga sih? ) Menurut aku wajar, dekat orang yang positif  membuat kita ketularan pacaran aura dan energi yang sama. Boleh percaya boleh ga.. Tapi coba aja deh, pasti kerasa juga kan?

Saat Makan Malam
Menuju Samarinda Mba Risa & Mas Dwi istirahat di hotel bersiap untuk dialog di pagi hari, akupun tertidur dengan nyenyak di kost  tercinta hehehehe. Bisa aja sih di hotel, cuma aku ini punya masalah tidur di tempat baru. Ya, berasa ga bisa tenang aja serba salah. Padahal di hotel, enak nyaman dan ini kelasnya deluxe lo.. Dasar kebiasaan hidup di kost, hehhehe. Balik lagi ke event ya….

Ada aja cobaan jelang event terlebih dalam hitungan jam. Mulai dari tempat makan yang udah di blok tiba-tiba ga bisa di akses, gerimis tanpa henti, persiapan juga minim ini dan itu. Jangan bilang aku nyerah dan  nangis ya… Dengan sepatu berhak tinggi dengan sigap aku minta bantuan tim untuk organize mana-mana yang kurang. Aku perlu bantuan tim, Kak Erni ? Ya, dia sudah dengan job desknya sendiri. Kami sudah membagi banyak hal. Dia lebih tenang dan sabar, sementara aku lebih agresif dan reaktif.  Kami kombinasi yang sempurna.

Dalis Pattalongi, Ketua DPW PAN KALTIM
Sampai akhirnya sambutan aku merasa banyak dapat perhatian disana. Gimana ga? Ketua DPW PAN KALTIM, Darlis Pattalongi berkali-kali menyebut namaku. Bangga bangett lo boo…. Senang rasanya ketika bisa dilewati semua cercaan, bantaha dan sikap negatif yang bertubi-tubi datang pada kami dan akhirnya berbuah manis. Rasanya ingin tertawa terbahak-bahak sambil ngomong nyinyi ke mereka dan bilang.. " Liat ni hasil kerja gue sama kak Erni dan temen2 ". Mulai deh sombong :(

Bukan Herning namana kalo terbuai dan lupa sama rundown dan time table. Kepala tetep muter supaya event tepat waktu. Sampai akhirnya sesi mba Risa datang juga, dan aku baru santai…. She knows what she doing.. Yeaahh, para peserta bersemangat memperhatikan gerak-geriknya. 

Risa Amrikasa
Menarik bagaimana dia menjelaskan dan menggambarkan pandangannya soal kartini dan perempuan. Mereka di ajari untuk berani dan mandiri, terlebih lagi yang paling penting adalah percaya diri. Bersama kami bunuh sikap negatif dan hal-hal yang merintangi lewat negosiasi dan mendapatkan apa yang diinginkan. 

Terlihat jelas bagaimana mereka melihat hal baru setelah pulang dari dialog perempuan itu. Waktu yang harusnya satu jam malah molor jadi dua ja.. hehehehhe keasikan ngobrol sama mba Risa sih.. Dan aku jadi perempuan paling dibenci (xixiixixixi) karena aku yang mematikan waktu.
 
Hebat, setelah selesai event kami langsung menuju Balikpapan untuk mengantar Mba Risa ke bandara. Sampai waktunya kami berpisah, hanya satu yang terlintas “ Apalagi abis ini ya?” Samarinda harus mengenal lebih banyak orang untuk menginspirasi lagi. Sebelum itu semua aku putuskan untuk istirahat sebelum menerjang masa lagi .

Terimakasih RISA AMRIKASARI, Peserta dan pendukung acara ini.