Minggu, 19 Mei 2013

Perempuan ( seharusnya ) saling mendukung

Jogja - Berawal dari twit ini aku naik darah. Disini jelas bahwa dia bilang " ibu tiri semuanya jahat "

Saya sendiri kurang paham kenapa dia mengatakan hal buruk seperti itu. Apa karena pengalaman pribadi atau karena kebanyakan baca cerita dongeng? Yang saya tau, itu menyakitkan. Kenapa? Karena saya menikah dengan laki-laki yang pernah menikah dan sudah memiliki seorang putri cantik.

Generalisasi bahwa ibu tiri itu jahat adalah pemikiran picik, miskin hati dan kepala. Buat saya, bahwa ada ibu tiri yang berlaku buruk pada putra/i nya adalah kasus per kasus. Media sering menjadikan status sebagai judul atau bahkan lead dari sebuah berita. Mau contoh? Oh bisa : ibu tiri, janda, duda, anak gelandangan, anak terlantar dan lain sebagainya.

Sebagai orang yang pernah bekerja sebagai penulis berita, saya paham conflict interest itu ada untuk kepentingan seseorang atau institusi. Sudah ah, terlalu jauh.

Yang saya sesalkan, yang menulis pendapat itu adalah seorang perempuan (juga). Kenapa perempuan itu tidak bisa berpikir jernih, sehingga bisa melihat sesuatu dalam berbagai sisi. Seakan dia hanya hidup di dunia yang sempurna. Tapi, apa memang ada yang sempurna?

Bagaimana saya melihat ini tentu menjadi fakta unik. Karena hubungan saya dengan mei-mei sangat baik. Bahkan mei-mei meminta saya untuk menikah dengan bapaknya. Menarik bukan? :)

Saya berbagi kisah ini bukan untuk mendulang simpati, tapi agar kita sama-sama mengerti. Selamat hari Minggu kawan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar: