Selasa, 10 Juli 2012

Donor Darah adalah PRIVILEGE

Bingkisan dari PMI Samarinda
Samarinda - Buat sebagian orang mungkin donor darah adalah hal yang biasa dan umum saja. Kegiatan ini biasa dikenal sebagai sedekah, berbuat baik dan mencari pahala. Sama sekali ga ada salahnya dengan donor darah ( selama anda sehat ).

Tapi buat saya donor darah adalah kegiatan istimewa, bukan karena ingin sombong dan merasa paling benar karena sudah berbuat baik, sama sekali bukan. Buat saya menjadi pedonor adalah kehormatan. Ya! Karena saya "diperbolehkan" untuk membantu orang lain dengan apa yang saya miliki.Harus diakui saya kecanduan donor darah dalam dua tahun terakhir ini.

Seperti layaknya hidup, ada kalanya kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.  Sampai akhirnya masalah muncul pada akhir tahun lalu.Saya dinyatakan tidak layak melakukan donor darah karena kadar hemoglobin darah selalu kurang dari 12 (batas normal). Katanya kelelahan, srtess dan ini itu bukannya makin tenang, saya malah makin stress diberitahu kabar itu hehehehhe (sungguh pribadi yang tidak siap dikritik).

Sampai akhirnya 7 Juli kemarin, niatnya iseng main ke Mall Lembuswana. Untungnya ada mobil PMI yang mangkal disana. Jujur saya trauma dan takut ditolak lagi ( saya ini ditolak donor 5 kali berturut-turut), akhirnya lewati mobil dan stand PMI dengan cueknya dan langsung ke toilet. Disana langsung cuci muka, ngilangin stress dan ngumpulin nyali. Ngaca lama-lama dan sambil bilang " Kali ini pasti bisa! Pasrah aja.. " Sungguh urusan donor darah ini diluar kuasa saya. Mau bilang daram? Silahkan.. wong kenyataannya memang begitu.

Akhirnya saya tersadar bahwa ruangan itu makin penuh dan berisik gara-gara sekelompok perempuan muda bekerja masuk. Kaki ini makin mantap ke stand PMI, disana saya ketemu mba yang baik, ramah, cantik ( belebihan ah) sabar aja deh. Tekanan darah di cek, hasilnya normal (alhamdulilah). Dag dih dug  terasa saat mau ambil darah,  ngecek  Hb! Ini dia yang jadi momok, ngeri banget.  Jarum itu masuk ke kulit dan diambil sample darah, lalu dimasukin ke alat mungil. Berbeda dengan di Bontang. Kalau disana sample darah dimasuka ke cairan kalau jatuh berarti hb bagus, kalau ngambang berarti jelek dan ga bisa diambil darahnya.

Karena ga  berani melihat hasil saya pilih tutup mata dan menunggu petugas yang ngomong sendiri, " 13,5 mba "

Sekejap langsung saya buka mata dan langsung teriak " AAAAAKHHHIIRNYA !" tanpa sadar teriakan itu membahana dan seisi lorong melihat saya. Petugasnya cuman senyum-senyum saja. ( NINK )

Tidak ada komentar: