Samarinda – Sebelumnya terimakasih untuk seorang sahabat,
kakak dan klien tercinta mba Mutiara
Sari yang memberikan istilah ini kepada saya. Benar-benar menyadarkan saya
tentang keberadaan orang-rang menjengkelkan yang masuk kategori SDM SEPARUH NYAWA. Bukan karena sok sampai berani menilai orang seberani
itu, hanya kebetulan saya kerap menemui orang dengan macam ini. Buat yang
merasa terintimidasi dengan judul tersebut, maka silahkan silang blog ini di browser anda. I’m not telling
you to go, but there’s the door if you want out. Le’s move on to the subject.
Dalam tiga tahun terakhir ini saya banyak belajar mengenai
karater orang karena menangani SDM di perusahaan saya bekerja. Ada beberapa
jenis yang menurut saya irritating, diantaranya adalah :
1.
1. Benci perubahan.
Mereka yang benci perubahan akan bilang “
Gimana ya, abis dari dulu juga udah begini “.
I don’t know how to describe it yet, but
he/she is not a keeper. You got to let her/him loose ! He/ she is not an asset,
keset (betawi) iye!
Ga tahu ya bagaimana orang jenis ini bisa
bertahan. Biasanya yang begini adalah budaya instan yang dia dapat seumur
hidupnya. Saya tidak bicara soal masa depan dia, tapi yang pasti kalau saya
yang jadi atasannya, pilihan bagi owner adalah.. pilih dia atau saya. I do it
my way!
2. Enggan / malas belajar.
2. Enggan / malas belajar.
Bagaimana menilai seseorang malas belajar?
Mudah! Dalam rapat, biasanya dia tidak mencatat! Ini simple sekali bukan?
Biasanya mereka yang malas akan bilang “ kan udah ada notulis” HAH! BICARA
SAMPAH! Ketika rapat ada beberapa hal detil yang dibicarakan. Ketika sudah
bicara soal koreksi maka yang harus dipikirkan adalah bagaimana ini bisa
terjadi? Analisa dong! Gimana mau analisa kalau tidak mencatat? Bagaimana kalau
ternyata yang dikoreksi adalah diri sendiri? Gimana ceritanya? Apa mau nunggu
notulen di dinding baru mau memperbaiki? Orang yang tidak siap untuk rapat
adalah orang yang MALAS!
Dulu dalam setiap rapat, semua orang dalam
tim saya selalau mencatat. Karena kami memperhatikan detil dalam setiap masalah
untuk terus mengevaluasi. Apa semua-semua harus diberitahu dulu? Weeewwwww…. He or she aint goin no where.
3. Gimana nanti person
3. Gimana nanti person
Pernah bertemu dengan orang macam ini?
Setiap kali ada tugas atau permintaan dia akan bilang “ gimana nanti aja deh “. Ini jawaban yang aneh,
seharusnya tiap anggota dari tim punya
target atau goalnya sendiri. Lalu
bagaimana dengan banyak orang yang masih berserah pasrah?
4..Rajin bertanya
Mungkin sebagian akan bilang, “ Kalau ga tau kan lebih baik bertanya?” SALAH!
Kalau ga tau seharusnya cari tau!
Banyak tanya bukan solusi, emang apa guna internet kalau semua serba tanya?
Mereka yang rajin bertanya ini berpikiran
bahwa atasan/ rekan kerjanya adalah anggota keluarganya. Seperti layaknya
keluarga akan selalu membantu kapanpun diperlukan. Lagi-lagi SALAH! Seharusnya
saling dukung dan membiarkan dewasa. Bukan dimomong
setiap waktu! Be creative !
5. Demanding
/ Penuntut
Jenis ini adalah favorit saya untuk
dihancurkan. I’d love to crash him / her
into pieces. I don’t mean in a bad way, its for his own good. Jenis ini sering kali meminta untuk
dimengerti, alibinya adalah dia tidak sempurna, kisah masa lalunya atau apapun
yang membuat simpati muncul. Ini sering sekali digunakan mereka dengan gaya “rapuh”.
5 6.. A
cutter
Mereka yang suka memotong pembicaraan,
belum selesai kalimat tiba-tiba dengan spontan bicara. Buat saya orang seperti
ini biasanya merasa bisa membaca pikiran orang lain. Kalau berurusan dengan
orang macam ini biasanya saya membawa catatan kecil dan membuat poin-poin yang akan dibicarakan. Ini penting agar saya tetap
fokus dan supaya ga perlu lama-lama
berurusan dengan orang itu.
Sementara ini masih enam jenis, bisa jadi bertambah lo J Ini dari pendapat pribadi, saya bisa menulis
ini bukan karena saya sempurna. Saya juga ada di beberapa poin tersebut, and im tryin to control it. How to handle
those type of person? Well yall I can say, give you self a break. It’s ok to
loosin up an get some freak on J. Goog luck then.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar