Selasa, 16 Maret 2010

Meretas kehilangan ( In memoriam Bapak. Sundari )

Camp 2000, Pama Bontang - Nyaris tidak ada yang salah saat dia pergi. Kecintaan dia atas hidup dan idealisme tak terus oleh usia dan status. Pakdeku, Sundari adalah laki-laki terbaik yang pernah aku temui. Kepolisian D.I.Y tentu akan mengenali dia sebagai prajurit terbaik, mantan Kapolres Sleman dan mantan Wakapolda Jogja. Rekan -rekan sejawatnya tentu akan mengenali dia sebagai anggota Pepabri kota pelajar. Tapi aku melihatnya lebih dari itu, pakdeku adalah orang yang selalu memberikan dukungan terbesar bagiku. Caraku menyayangi dia, tak banyak orang tau.

Minggu, 14 Maret 2010 pukul 09.00 WIB dia berpulang. Di jemput ajal yang menandakan waktu berpulang ke sang pemegang nyawa. Aku tau dia akan pergi, hati ini rasanya pedih tapi toh Pakdeku bukan orang yang dekat dengan sedih. Maka, aku putuskan tersenyum seharian, pertanda penghormatanku kepada almarhum. Berbeda dengan mereka yang memilih menangis, pertanda kehilangan orang terkasih.

Kenangan terakhirku dengan almarhum, Desember 2009. Aku sadar hanya bertahan dua hari di kota itu dan hanya satu tempat yang ingin ku tuju Jl. Ciptowiloho, rumah pakdeku. Senyumnya membuat hati ini terkembang akan kebaikan dan kebesaran hati dia selama ini. Sembilan tahun berpisah, tawa dia masih renyah, senyumpun masih ramah, bahkan marah bisa aku rasa.


Aku merasa sangat nyaman dekat dia saat itu, seakan hati ini tahu akan berakhirnya waktu. Dia bercerita tentang bendera setengah tiang di depan rumahnya, pertanda kekecewaannya pada pemerintah. Aku bahkan sempat bilang kalau benderanya mulai nampak pudar dan dia memutuskan untuk segera mengganti dengan yang warnanya lebih cerah. Karena bendera Indonesia merah - putih, bukan merah padam dan putih pudar. Aku tidak pernah merasa sekecil itu, luar biasa kecintaannya atas bangsa.

Kebesaran hati dia harus tidak pernah kalah sekalipun ajal menyapa dan merenggut dia dari hidupku. Terimakasih atas semua paksaan dan argumentasi yang pernah terjadi dan kebersediaan pakdeku selama 27 tahun terakhir ini menjadi ayah pengganti dan panutan yang luar biasa besar untukku.

Tidak ada komentar: