Jumat, 22 Juni 2012

Plis, nikahi aku #WRONG!

Samarinda - Saya kok males banget denger kalimat yang jadi judul kali ini. Kenapa coba ? Karena permintaan menikah macam itu kok kesannya (buat saya) menghiba banget. Dengernya aja kok drama banget. Mungkin buat sebagian orang akan bilang, saya munafik. Biarlah, wong waktu pacar saya mengajak menikah kami sama-sama berpikir bahwa dua kepala kami bisa bersatu dan saling melengkapi makanya mending nikah for a brighter future. Sombong? Masa sih?

Apapun yang kita lakukan disaat ini akan berdampak dikemudian hari. Ini adalah dasar saya menghindari kalimat itu keluar dari mulut saya atau pasangan. Bayangkan kalau suatu hari tiba-tiba bertengkar dan keluar kalimat

" Dulu juga kamu kan yang minta dinikahin? Aku sih karena terpaksa aja " Duueeeennngggg. BIngung ga tuh??

Terlepas bahwa mungkin dia bukan yang terbaik atau mentalnya cetek dan apapun hal buruk yang mungkin terlintas, harus diakui ada asap ada api. Saya adalah orang yang ingin mengantisipasi kemungkinan itu dikemudian hari. Buat saya, keputusan menikah itu tidak boleh dibuat karena bujukan, rayuan, permintaan atau bahkan ancaman.

Ada baiknya dibuat dengan akal sehat, kepala dingin dan juga dasar-dasar pemikiran yang sama. Semoga saja hubungan saya bisa berakhir manis disaatnya nanti. Kalaupun ada masalah yang datang kami bisa maju kedepan dan menilik kebelakang sekali-sekali, untuk koreksi. Bukan buat mengungkit kejadian yang bisa membuat luka. (NINK)
  

Tidak ada komentar: