Sebelum sampai ke postingan tentang hari H, ada yang menarik
dari pernikahan ini. Apa itu? Tunggu dulu hehehe.
Dalam pernikahan ini aku mengajak beberapa teman untuk ambil
bagian. Konsep awalnya, aku ingin pernikahan yang kesannya homey banget. Mereka
bsia santai dan makan bareng sambil ngerayain pernikahan kami. Jadi ga pake
acara jaim-jaim gitu. Semua yang datang adalah keluarga! Bukan hanya keluarga
yang terhubung dengan ikatan darah, tapi juga keluarga karena kami memang
berinteraksi lama. Para tetangga dan kawan-kawan bisa datang sambil
bernostalgia.
Aku membuat susunan luar kepala,
Ada Feri yang jadi Area Manager, Cumi sebagai Asistem Area
Manager.
Mba Whana dengan kerjaan penting MC.
A’ Uchin yang ambil bagian jadi Dokumentasi.
Dian & Atila sebagai resepsionis J
Dan pastinya RENDY, adikku sebagai supporting Unit.
Sebisa mungkin kami tidak ingin merepotkan keluarga yang
lain. Alhamdulilah ada jalan, Abang dapet pinjeman mobil dari temannya selama
abang di Kalimantan Timur. Bantuan ini sangat bermanfaat, bayangkan saja, kalau
ngerental mobil selama limari udh kena berapa tuh? Makasih mas BUSAP :)
Sementara untuk di rumah ada bantuan dari Pak HAJI. Bantuannya antar makanan dari rumah ke venue dan
transport saudara- saudara. Sementara kakak dan adik-adikku semua pakai moor
masing-masing. Ga ada yang istimewa kok. Serba gotong royong, Alhamdulilah
bantuan mengalir terus seakan ga berhenti. Alhamdulilah….
Semuanya adalah teman dan saudara terdekat, jadi memang
konsep awalnya gitu. Berasa homey banget deh. Yuukk ke kronologi yang juga penting…
Mempelai pria dan keluarga sampai di Bontang di Hari Kamis,
6 Desember jam 23.12 wita. Abang ke rumah sebelum ke hotel, ketemuan dulu sama
keluarga dan chit chat sebentar. Dari wajahnya ada yang aneh, seakan ada yang
berbeda. Tapi aku pilih diam dan tutup
mata saja. Yang penting pernikahan ini akan berjalan. Sampai akhirnya abang
bilang ke Feri untuk ngobrol sama aku setelah dia ke hotel.
Dua jam kemudian Feri cerita dan bilang kalau cincin nikah
ketinggalan di atas lemari.. di JAKARTA! Hatiu langsung campur aduk, marah luar
biasa, nangis ga berenti. Aku telpon dia sambil marah-marah, dia diam dan
bilang minta maaf. Aku berpikir keras untuk mengirimkan cincin itu, dikapal
udah kebayang bakal kirim pake cargo di bandara. Aku Cuma tidur 1 jam malam
itu, itupun dipaksa sama adikku, Rendy. Yang tau masalah cincin itu cuma aku,
feri dan rendi.
Abis solat subuh, aku dan Rendi ke hotel buat bikin
perhitungan sama abang. Nangis sejadi-jadinya aku saat itu. Di kepalaku saat
itu adalah berpikir gimana caranya cincin itu bisa sampai sebelum akad nikah.
Ternyata memang ga mungkin, karena di rumah abang ga ada yang bisa ke bandara!
Saat itu aku benar-benar marah besar. Bagaimana mungkin persiapan pernikahan
udah oke banget aku susun ehh malah cincin ga kebawa. Aku takut mengecewakan
ibu saat itu. Jadi syaratnya adalah.. Abang dan Ibunya harus mengahdap ke Ibuku
dn menyatakan permintaan maaf. Mereka menyanggupi.
Jam 8 pagi mereka ke rumah, Ibu bicara empat mata sama
abang. Solusinya saat itu adalah beli cincin baru saja. Tapi ibu bilang “ udahlah… itukan Cuma biar dilihat orang
aja. Yang penting Ijab kabulnya “ WEEEWWW KERENKAN NYOKAP GUE !!!
Lega banget aku saat itu, walau kata abang Ibu memang ada
kecewa tapi langsung move on. Alhamdulilah.. Kami langsung fokus ketujuan
berikutnya.. KUA! Lho kok KUA? Pada heran ya? Hehhe Berhubung Abang baru dateng
hari Kamis, ada beberapa berkas yang harus ditandatangani sebelum pernikahan
dimulai. Jadilah kami ke KUA BONTANG UTARA. Begitu turun dari mobil, hp aku
langsung bunyi.. “ Assalamualaikum mba herning?” suara laki-laki terdengar
“ Waalaikum Salam pak… Maaf dengan siapa ini? “ Jawabku
tenang.
“ Dari KUA mba, mau tanya ni kapan bisa datang? Ada berkas
yang harus ditandatangani” kata bapak itu ramah.
“ Saya kurang 10 langkah lagi pak, ini sudah di depan kantor
Bapak “ sahutku riang.
Deg-degan banget ketemu Bapak Suda’I, Kepala KUA Bontang
Utara karena aku menikah tanpa Bapak. Singkat cerita Bapak tidak datang.
Pikirku pasti aku akan di wawancarai panjang, dan ditanya detil mengenai alasan
wali nikah wajibku itu. Alhamdulilah ga terbukti tuh, dia tenang sekali dan
bertanya
“ Bapak datang? “
Aku jawab “ Ga pak
karena… “ belum sempat aku selesaikan kalimatku dia langsung bilang
“ Ya sudah, saya tulis berhalangan hadir karena jauh saja “
tangannya sambil mencoret dan contreng beberapa item.
BK VIEW |
Kami balik lagi ke mobil dan memutuskan untuk jalan –jalan sebelum pulang ke rumah. Aku putuskan untuk ke Bontang Kuala. Lumayanlah ngilangin stress sebentar, ini perjalanan kami ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar